Temans kenal kan sama Kaka Akin?? Itu looohhh, blogger Samarinda yang nyambi jadi perawat [kaga kebalik Jeng?]. Dalam rangka milad ke-3 blognya, Beliau mengadakan sayembara demi mencari pangeran, eh maksudnya demi mencari jawaban atas pertanyaan: bagaimana pendapat Temans mengenai blogger yang cool dan smart??
Sebagai emak2 dengan hati sedingin es cincau dan tingkat intelejensia 1 level di bawah Mbah Einsten, gw akan mencoba menjawab tantangannya.
C = Cukup menjadi diri sendiri, tak perlu meniru, memplagiat, ato mengcopy-paste tetangga
O = Orang laen latah, biarkan saja. Justru dengan ‘berbeda’ membuat segalanya menjadi lebih berwarna
O = Olah kata demi kata menjadi ‘sesuatu’ yang bisa dinikmati pembaca
L = Lebih mantap lagi jika selaen kenikmatan, pembaca mendapat bonus tambahan seperti: inspirasi, pencerahan, pengetahuan baru, cambukan untuk maju, jawaban atas pertanyaan yang sedang dicari, serta manfaat laen
S = Selalu berfikir cerdas dan cergas. Ini dapat dilihat dari untaian ide pada setiap artikelnya
M = Matang dalam bergaul, kaga pandang bulu atopun membuat sekat2 dalam berteman
A = Arif dan komunikatif dalam memberikan komen & feedback
R = Roda berputar, kadang di atas kadang di bawah, tapi dimanapun roda itu berada, Sang Blogger teteup menjaga konsistensi dalam hal tulis-menulis
T = Tak perlu berpanjang lebar lagi Temans, minum sirup Marjan pake selasih, cukup sekian terima kasih
PENUTUP
Apakah menurut Jeng Soes, Ka Akin termasuk golongan blogger cool binti smart? Jujur, yup! Sebab banyak yang bisa didapat sepulang bertandang ke rumah doski. Mulai dari tausyiah bergaya ringan dan mudah dicerna, durian, ampe gedebok pisang.
Hayaaaaa, udah tanggal 27 ajah ni bulan. It means bentar lagi laki gw gajian. It means, kemaren seharusnya gw posting tulisan ini. Tapi apa boleh baut para pemirsa, baut telah menjadi bubur [bijimane caranya Jeng?]. Lagi2 alasan sibyuk menjadi kambing hitamnya. Duh, kasian si kambing item, selaluuuuu ajah dipersalahkan. Kalo begituh sebaiknya mulai sekarang para kambing mengecat bulunya menjadi blonde ato pinky aming.
Baiklah, kembali fokus Cyiiiinnn. Jangan ngelantur ke utara selatan! Akhirnya selesai sudahlah Saweran Kecebong 3 Warna yang didalangi oleh Jeng Soes, Jeng Dewi, dan Jeng Nia, disponsori oleh Jeng Anggie, Desa Boneka, Kios108. Perhelatan selama 2 minggu itu, diikuti oleh 90 blogger, dengan jumlah karya yang masuk sebanyak 133 tulisan / photo. Perinciannya sbb:
Kategori FT = 44 peserta
Kategori CL = 47 peserta
Kategori CS = 42 peserta
Seluruh karya Temans luar biasa, karena ditulis sepenuh hati, setulus jiwa raga. Mak Cebongs bisa ber-ngakak ria dengan posisi koprol, sikap lilin, kayang, dan pose2 gymnastic laennya, sampe nyaris pepsi di celana [iiiihhh, jijay bajay deh dikau Jeng]. Lalu layaknya makhluk berkepribadian ganda campuran, setelah ketawa-ketiwi ngakak-ngekek 5 episode, Mak Cebongs kemudian bercucuran aer mata, hingga butuh ember, kendi, dan tempayan 15 biji buat menampung aer mata yang tak kunjung usai. Sebagai adegan penutupan, Mak Cebongs mengurut dada mengelus jidat jenong demi melihat berbagai pose ajaib Temans semua. Ya Allah, untung ekye kaga lagi hamdun, untung Zafira udah lahir sebelom hajatan ini berlangsung. Kalo ga bisa dijamin tingkat kemualan Bu Bunting bertambah 5 skala richter.
Sekali lagi, Mak Cebongs mengucapkan tararengkiu atas partisisapi Temans di seluruh penjuru. Beli santan di Giant Permyjaya, tiada kesan tanpa kehadiran Anda. Gw atas nama tempat pendaftaran juga meminta maaf yang sebesar2nya, lebih besar dari jumlah uang rakyat yang udah ditilep sama tangan2 jail para koruptor [ya ampyuunnn Jeng, jadi korupsi tuh gara2 tangannya jail toh???], atas kesulitan Temans sewaktu mendaftarkan diri. Inilah nasib blogger cakep tapi gapteksnya minta ampyun!
Dan akhirul kata, dengan penuh rasa bahagia tiada tara, diiringi tarian hula2, Mak Cebongs resmi menutup Saweran Kecebong 3 Warna. Tong ... tong ... tong ...!! [eh kebetulan mamang tukang es krim lewat. Pesen 3 yah Mang yang rasa kelapa muda].
Inilah hadiah yang bisa dibungkus oleh para pemenang :
Boneka by Desa Boneka (bonekanya sebiji, yang shark alias hiu biru)
So, bersiaplah dag-dig-dug-kembang-kuncup mulai sekarang. Pengumuman pemenang bakal dilaunching di blog Jeng Nia tanggal 2 Februari 2012.
Pantun penutup: Satu titik dua koma, Susan cantik Bang Zul yang punya. Ups, maap ngawur sodara2. Pantun yang benul (bener bin betul): Wingko babad manis rasanya, tengkiu somad Temans tercinta. Mmmuuuaacchhh.
Terus Jeng, dapet hadiah apa dunks dari Om Zul?? Idiiiihhh, yey comel deh ah mo tau aja! Hadiahnya, hanimunan bawa buntut 2 biji ke Kuching, plus selembar surat romantis, yang bikin Sang Istri takjub ternyata meski lakinya lebih banyak bergaul dengan pohon Acasia dan Eucalyptus, tapi bisa juga merangkai kata2 nan indah. Ini dia surat si Om
Dan sebagai mantan Ketua Teater Ladang Seni di kampus IPB tercintah, 3 hari gw bersemedi tiap ada kesempatan, demi mencari inspirasi, ilham, wahyu, budhi, anthon, beserta temen2nya [Budhi & Anthon mah temen SMA, Jeng]. Maksud hati membuat puisi balasan, eh ampe sekarang otak gw masih ajah ga mau diajak kompromi. Hiks, bener2 degradasi kemampuan! Apa gara2 kebanyakan bergaul sama ulekan, terasi, dan pengki?? Tapi serius loh Temans, jaman dahulu kala, yang judulnya bikin naskah dan puisi buat pementasan kayanya gampang banget ketemu wangsit. Lah setelah merid, gw baru membuat 2 puisi. Ohmigod!!
# Puisi Pertama: Dibuat di Bintulu, 19 January 2010. Hadiah milad pernikahan yang ke-2 untuk Om Zul
Sudah berapa purnama kita bersama, Sayang?
Melalui detik yang bergulir di tangkai-tangkai hari
Melewati hari yang menelisik pucuk-pucuk waktu
Berlarian aku memunguti percikan-percikan cintamu yang berserakan dimana-mana seperti randu yang meranggas
Betapa beruntungnya aku sampai tak sadar embun melirikku cemburu
Sayang, tahukah engkau?
Tidak sedikitpun terselip sesal saat dua tahun lalu engkau tanpa malu-malu mencuri aku dari Mamaku
Karena jauh-juh hari kau telah berhasil mencuri hati keluagaku, memborongnya satu per satu
Dan sayang, tahukah engkau?
Betapa kebahagiaan menggenang saat aku mengandung Buah Cinta kita
Menenggelamkanku dalam kolam madu karena sebentar lagi akan ada seseorang yang memanggil kita Ayah dan Bunda
Sang Bidadari elok yang hadir tujuh bulan kemudian, bernama Zahia Shahmin Najla
Sayang, masih beribu purnama menanti untuk kita kunjungi
Berjuta mimpi menunggu untuk disambangi
Maka dekap aku erat, genggam jemariku lekat
Kita kayuh perahu bersama agar tak oleng ditelan ombak
Jangan hiraukan mendung yang sesekali menggelayut manja
Atau kerikil tajam yang terinjak tak sengaja pada alas sepatu
Karena aku yakin bahwa awan bahagia akan tetap menaungi kita
Sayang, larutkan jiwa dan ragaku dengan secangkir cinta yang kau punya
Setiap hari, tanpa henti, hingga purnama silih berganti
# Puisi Kedua: Dibuat di Miri, 3 Maret 2011. Dipengaruhi hormon Bu Bunting (pas lagi hamdun Zafira 4 bulan)
Jika ada pria berdandan habis2an seperti rock star, lalu menyanyikan sebuah lagu cinta diiringi petikan gitarnya di tengah2 keramaian, itu pasti bukan dia!
Jika ada pria yang membeli satu buket mawar dua warna, putih dan merah muda, lalu memberikan kepada si wanita dengan sikap berlutut seperti hamba sahaya menyembah Rajanya, pasti itu bukan dia!
Jika ada pria menyiapkan suatu makan malam nan romantis dengan lilin menghiasi seluruh ruangan, plus seorang penggesek biola menyenandungkan instrumen syahdu nan menggetarkan sukma, itu juga pasti bukan dia!
Jika ada pria yang dengan tiba2 naik ke atas meja pada saat kantin dipenuhi makhluk2 kelaparan karena belum makan siang, lalu membacakan deklamasi dengan suara lantang membahana untuk menumpahkan perasaan cintanya, pasti sekali itu bukan dia!
Jika ada pria yang bisa dengan ekspresif mendemonstrasikan rasa sayangnya di depan khalayak ramai, dapat dipastikan itu bukan dia!
Jika ada pria menggubah bruntai kata2 indah ke dalam puisi, menuliskannya pada kertas merah jambu beraroma daun melati, mengirimkannya kepada si wanita di dalam amplop yang juga merah jambu bergambar dua merpati, itu bukan dia, pasti!
Tapi …. Jika ada pria yang dengan gagah berani datang sendirian ke rumah calon mertua, untuk melamar anak gadis semata wayang mereka, dan memastikan bahwa dia akan selalu berusaha membuat si gadis merasa bahagia seumur hidupnya, itu pasti dia!
Jika ada pria rela dibangunkan setiap jam, ketika sedang tidur dengan nyenyaknya, hanya untuk menemani ke kamar mandi, karena Sang Wanita merasa kantung urinenya ditendang terus menerus oleh buah cinta mereka, pasti itu dia!
Jika ada pria yang ikhlas dan senang hati memasakkan nasi kuning, rendang daging, udang asam manis, ayam kecap, kue blackforest, demi membujuk istrinya agar mau makan, pasti itu juga dia!
Jika ada pria ‘ringan tangan’, rela membantu istri menjaga baby mereka, memandikan, mengganti baju dan popok, mencuci pakaian yang berember2 menggunung, serta mengerjakan berbagai pekerjaan rumah lain, di kala istrinya belum mampu berbuat banyak akibat bekas operasi di perut belum sembuh sempurna, meski konsekuensinya masuk kantor dengan mata memerah saga, dapat dipastikan itu dia!
Jika ada pria lembut, penyabar, penyayang, pencinta sejati, berjiwa seperti malaikat, itu dia, pasti!
Tak lagi aku dambakan pria romantis, pangeran bergitar yang datang menyanyikan lagu2 bernada cinta, laksamana penggubah kata menjadi pusi, juara deklamasi, ato pemberi kejutan2 manis seperti cerita2 dalam dongeng
Aku sudah merasa sebagai wanita yang paling beruntung di seluruh dunia, karena dengan segala kekuranganku, memiliki dia, dengan segala kelebihannya. Kami menggenapi satu sama lain.
Tuhan, tak ada kata terucap, selain syukur, karena padakulah tulang rusuknya yang hilang ditemukan.
Ya ampyuuuuunn, taun 2012 dah terlewati 6 hari. Lah gw belom juga posting [2 postingan di taun yang baru adalah hasil karya Om Zul semua] ato namu2 ke tetangga. Kemane aje Cyiiinnn??? Biasalah emak2 keren kaya gw, ada ajaaaa yang disibukkin. Mulai dari heboh bikin pesenan brownies, nyiapin bekel Princess Zahia (anak AyBun udah mulai sekolah loh sejak tanggal 4), kalap ngemoll gara2 ada tulisan ‘SALE’ segede bagong menggoda dimana2, ampe puter2 keliling kota berburu obat buat bintitan yang secara tak senonoh nangring di mata ekye sebelah kanan. Hiks!
Tapi, meski mata bintit, lemak membuncit, plus kemaren kena cirit birit, gw tetap semangat membara menginjakkan kaki di taun yang baru. Alasannya: Bulan Januari adalah bulan dimana salah seorang sepupu Pangeran William, yaitu Pangeran Raden Mas Zulfadhli, secara gagah berani meminta stempel ‘SAH’ dari KUA terhadap seorang gadis manis kembarannya Dian Satro. Yup, sapa lagi kalo bukan Jeng Soes. Moment maha penting itu terjadi pada tanggal 19 Januari 2008, di Cilegon. Maka, 19 Januari 2012 merupakan anniversary kami yang ke-4. Ya Allah, ga kerasa banget boo, perasaan baru kemaren kita suap2an ayam bakakak pas acara ‘Huap Lingkung’, eh tau2 dah punya pasukan kecil nan centil 2 biji. Betapa waktu cepat berlalu.
Ngomongin bulan Januari, Kecebong 3 Warna juga lagi hepi berat loh. Eh Jeng, tapi ngemeng2 siapakah gerangan Kecebong 3 Warna ituh?? Hadoooohhh, yey ndeso deh kaga tau K3W!! Mereka adalah girlband paling laris manis di abad millennium, yang digawangi tiga emak super kece, punya suami berkumis lele bertampang bule. Yeaahh, Trio Jeng Soes-Jeng Dewi-Jeng Nia telah sukses berat menggemparkan dunia enterteimen dengan single hits“Ipeh Ooooh Ipeh”, debut pertama yang diluncurkan Maret 2011 pada hajatan Kecubung 3 WarnaPakdhe Cholik. Single terbaru berjudul “Mabok Cebong”, kaset dan CD nya bisa diperoleh di apotik2 terdekat. Suara Mak Cebong yang merdu bak beluduru itu dijamin bisa melancarkan gangguan pencernaan (baca: susye buang aer, besar maupun kecil), menyembuhkan sawan pada bayi, dan mengusir tikus serta kecoa pengganggu. Kabar terbaru, mereka baru ajah menandatangani kontrak eksklusif seumur idup dengan ‘Majalah Sobek’ untuk menjadi kopergirl (baca: girl yang kemana2 membawa koper).
Okeh. Kembali fokus, Jeng! Selaen anniversary pernikahan Diajeng Susan Noerina Mangkubumi dan Om Zul, begitu banyak kejadian spesial dalam keluarga besar Mak Cebong yang terjadi di Januari:
# Kakak Pertama Kanjeng Mbakyu Dewi Fatma Sastro Mangkubumi dilahirkan kedunia oleh Sang Emak pada tanggal 1 Januari, 8 abad yang lalu
# Kakak Ipar Tertua, Mas Bambang alias suami Jeng Dewi akan merayakan milad ke-17 (sweet seventeen) hari Rabu, tanggal 18/1
# Anak dari Kakak Kedua Kanjeng Mbakyu Kurnia Dilego Pakubumi, yaitu Ka Ina nan imut kiyut, akan berumur tepat 4 taun, pada 9/1
# Kakak Ipar Kedua, Papa Iyank alias suami Jeng Nia juga ber-sweet seventeen ria tanggal 31/1
Dengan begitu banyaknya kejadian membahagiakan, maka sebagai rasa syukur Mak Cebong akan melaunching acara terbaru yang dapat diikuti oleh seluruh blogger di muka bumi. Sebelom dimulai, marilah kita sama2 mengucapkan basmallah, disusul pemukulan gong sebanyak 7x dan penggutingan tali rafia [gunting pita mah udah kaga jaman Say].
I. JUDUL KONTES
'Saweran Kecebong 3 Warna'
II. KATEGORI
Ada 3 kategori yang dapat dipilih oleh para pemirsa:
1. Kategori Cerita Lucu (CL)
→ Menulis cerita lucu bin gokil, yang bikin pembaca dan Dewan Juri bolak-balik ke jamban gara2 sakit perut kebanyakan ketawa. Ceritanya harus berdasarkan pengalaman diri sendiri.
2. Kategori Cerita Sedih (CS)
→ Menulis cerita sedih, yang bikin pembaca dan Dewan Juri bolak-balik peres handuk akibat banjir aer mata, tapi bukan aer mata buaya, cicak, toke, ato bangsa reptil laennya. Lagi2, ceritanya juga harus berdasarkan pengalaman diri sendiri. Tugas tambahan, pada bagian penutup tolong tuliskan hikmah apa yang dapat diambil setelah kejadian penuh duka lara itu berlalu.
3. Kategori Foto (FT)
→ Untuk memfasilitasi kenarsisan umat manusia yang udah mencapai tahap maksimal, maka Temans dapat memosting poto diri dengan pose paling ajaib, yang bisa bikin pembaca dan Dewan Juri geleng2 kepala sambil ngurut dada. Makin uaneh dan gokil posenya, makin berjaya.
@ Artikel untuk kategori CL dan CS boleh sepanjang jalan kenangan, sependek rok mini, berbentuk prosa, puisi, sajak, gurindam, ato apapun.
@ Pada setiap kategori akan dipilih 4 peserta ter-kreatip, ter-inopatip, ter-inspiratip, ter-solatip [emang kado??].
III. SYARAT & KETENTUAN
1. Peserta memiliki alamat di Indonesia.
2. Setiap blogger boleh mendaftarkan 3 karya, masing2 sebiji untuk setiap kategori.
3. Tulisan jangan pake bahasa Alay. Pening bin juling bacanya. Jangan pula pake bahasa tubuh ato bahasa kalbu. Bijimane bacanya?!
4. Tulisan / poto belom pernah diikutsertakan dalam lomba apapun
5. Pajang logo 'Saweran Kecebong 3 Warna' made in Bang Atta Bapake Azzam yang always selalu ekye repotin [hehehe jangan bosen yah Bang. Anyway, tengkiu somad], dibantu Bang Maryo yang sibuk nangkepin kecebong di depan sekret Blogger Bertuah. Logo boleh dipasang di bawah artikel ato pada sidebar.
6. Pada akhir artikel / poto tulis : “(nama sampeyan) berpartisipasi dalam ‘Saweran Kecebong 3 Warna’ yang didalangi oleh Jeng Soes-Jeng Dewi-Jeng Nia, disponsori oleh Jeng Anggie, Desa Boneka, dan Kios108”. Jangan lupa bagian nama Mak Cebong di link ke blog kami bertiga, sponsor juga dilink yah Cyiiinn. Link harus idup dan berdegup2.
IV. WAKTU
Mulai tanggal 10 Januari ampe 25 Januari 2012 alias 2 minggu.
V. PENDAFTARAN
Di blog ekye, dengan mencantumkan:
1. Nama (mo sesuai Akte Kelahiran ato nama beken boleh2 aje)
2. Kategori kontes (kode)
3. Judul Artikel
4. URL (kasih link ke tulisan yang didaptarin yah Cyiiinn, biar juri kaga binun)
VI. HADIAH
Pengen Samsung Galaxy S?? Pengen tipi plasma 52 inchi?? Pengen emas batangan 1 kilo?? Yeeee, kalo itu mah ekye juga pengen. Tapi mangap sodara2, hadiahnya bukan yang ono berhubung bayaran dari ‘Majalah Sobek’ udah abis buat beli roti canai 2 kontainer. So, ini dia si jali2 yang bisa dibawa pulang oleh ke-12 pemenang:
- 1 boneka crochet menggemaskan, made in Jeng Cindy dari Desa Boneka
VII. JURI
Keluarga besar Mak Cebong, mulai dari keluarga inti, ampe encang-encing, Ua, Om-Tante, ponakan, buyut, cicit. Keputusan juri tidak dapat diganggu, digugat, diganggu-gugat, pun digugat-ganggu.
VIII. LAEN-LAEN
@ Update peserta bisa diintip di blog Jeng Dewi selama perhelatan berlangsung.
@ Pengumuman peserta yang beruntung membawa pulang medali bakal diworo-wirikan di blog Jeng Nia, tanggal 2 Februari 2011.
IX. SPONSOR
1. Jeng Anggie. Yuks aaahh yang mo beli sepatu Crosc aseli, jeans Levis, batik, gamis, dan temen2nya langsung aja melimpir ke pesbuk Beliau. Barang bagus, harga ga bikin dompet kurus. Sok monggo diobok2.
2. Desa Boneka. Kerajaan bagi pasukan boneka crochet. Lucu, menggemaskan, dan tentu ga pasaran. Langsung dooonngg dipilih2 bonekanya. Ga nyesel deh, sueeerr!! [beli 5 dapet diskon loh].
3. Kios108. Menyediakan berbagai busana muslim dan muslimah, mukena, batik, sarimbit, dan masih banyak lagi.
X. BANNER
Capcus Cyiiiinnn. Baju biru-berenda-renda, Mak Cebong tunggu-partisipasinya. Pergi ke medan-membeli tasbih, cukup sekian-dan terima kasih. Ekye lanjoodd masak dulu yah Temans. Bubye.
Sebagai QC (auditor) untuk wilayah Sarawak, Om Zul memiliki ritme kerja demikian: pergi ke camp hari Senin, pulang ke Miri paling cepet Jum’at. Bahkan kalo lagi sawan doski dinas ampe 10 hari. Atas dasar itulah dalam urusan persediaan bahan pangan, kami melakukan strategi belanja awal bulan untuk barang2 tahan lama seperti beras, susu, gula, minyak, dll) , dan belanja mingguan untuk lauk-pauk, sayur-mayur, dan buah. It means selama sebulan kurang lebih 5x kami menyambangi mall / supermarket. Sehingga tak usah Temans pertanyakan lagi keakraban yang terjalin antara gw, mall, dan mesin kasir.
Cinta segitiga cakra itu terjadi begituh saja, tanpa gw ‘ngeh’ siapa yang memulainya. Pokonya, sebagaimana yang tercantum pada Bab Tugas dan Wewenang Mamake sebagai Menteri Keuangan di Kabinet Keluargazulfadhli Bersatu jilid 4, maka ekye dituntut untuk bersikap cermat, hati2, teliti, makan kuaci rasa stroberi, dalam mengeluarkan setiap sen dana anggaran. Tujuannya hanya 1: menciptakan kestabilan ekonomi. So, saat Om Zul mulai mengeluarkan barang2 belanjaan dari troli, Zahia sibuk makan es krim coklat seharga 1 RM [infonya penting banget ya Jeng!], maka gw harus mulai memasang mata elang untuk mengawasi gerak-gerik Mba/Mas Kasir, untuk meminimalisir kejadian seperti barang di-scan 2x ato terjadi kesilapan harga.
Namun, beli majalah-di Gramedia, khilaf dan salah-sifat manusia, karena hanya Tuhan Pemilik Kesempurnaan di muka bumi ini. Dan itu pula yang terjadi padakyu, khilaf binti dodol beberapa kali yang nyaris menyebabkan kerugian melanda sukma. Begini kronologisnya para pemirsa.
Waktu itu, kami masih tinggal di Bintulu, belom pindah ke Miri. Pada hari Minggu nan cerah merekah karena Om Zul baru ajah gajian, seperti biasa kami ngacir ke New World Mall. List belanjaan siap sedia di dompet, sebagai guide agar emak2 setengah labil ini tidak mudah terpengaruh dengan godaan syaitan yang terkutuk (baca: tulisan “SALE”, “DISCOUNT”, beserta sohibnya). Dengan cekatan dan penuh efisiensi gw mulai memasukkan satu per satu barang, dibantu oleh Zahia yang ga mo kalah eksis sama si emak.
Salah satu perkakas yang mo dibeli adalah wajan berdiameter 22 inchi. Setelah bertafakur selama 15 menit di antara wajan rupa2 merk, serta mempertimbangkan secara seksama aspek bebet-bibit-bobot [milih wajan apa suami, Jeng??], akhirnya pilihan jatuh pada wajan merk “Mawar” (nama samaran, bukan nama asli). Iseng2 deh ekye cek harga di price checker, meskipun di pantat si "Mawar" udah ada labelnya. Tempelin si kode batang alias barcode pada alat, tertera 30 RM. Tiba2 gw ngeliat di bagian pinggir wajan ada warna kehitaman. Gw pun segera mengambil wajan laen yang lebih kinclong. Iseng, cek harga lagi. Ngucek2 mata, cek harga lagi. Olalaaaa, makan lalap batang kecipir-bukan sulap bukan sihir-rujak mangga cabenya tiga-pucuk dicinta ulam tiba. Lah wajan dengan merk dan diameter yang sama, ko harganya 27 RM? Mata gw yang ngawur ato emang ada kesalahan nempelin label harga?? Karena hermansyah (baca: heran) bin penapsaran, gw kembali mengambil 3 buah sepupu si wajan “Mawar”. Yeah, harganya emang 30 RM. Soooo penonton, apakah salah jika ekye ngambil “Mawar” yang berlabel 27 RM?? Tentu tidak dunks Cyiiinn. Apakah justru harus melaporkan kepada manager disono atas kesalahan yang terjadi?? Tentu tidak dunks Cyiiinn [maapkan akyu ya Allah]. Apakah Jeng Soes memasang air muka ‘sok lempeng-sok polos’ di depan kasir?? Nah yang ini baru ‘tentu iya dunks Cyiiinn’ jawabannya. Maka wajan “Mawar” seharga 27 RM itu telah sah menjadi milik gw. Dan Alhamdulillah, mesin kasir tidak melakukan protes sama sekali [tapi ngomong2, keuntungan 3 RM tersebut halal kaga yah??].
Pengalaman kedua, mengenai kekurang-telitian kami sebagai pihak pembeli. Jadi, waktu itu Om Zul berjibaku seorang diri di depan mesin kasir, sedangkan Menteri Keuangan dan Princess lagi kelayapan beli pau coklat. Setelah semua urusan selesei, kami segera tancap gas pulang ke rumah karena jarum jam udah menunjukkan angka ½ 5, belom sholat ashar boo. Habis sholat, sambil mengeluarkan belanjaan dari plastik gw mencocokkan kembali barang dengan resit. 5 menit berlalu. Hmmmm, ko ga sinkron yah antara jumlah barang yang tertera di resit dengan jumlah barang yang ada di hadapan mata adinda?? Ulang lagi ngitungnya, masih tetep sama. Kesimpulan: melon ter-scan 2 x oleh si mesin kasir. Dasar pasutri kaga mau rugi bandar, abis sholat magrib Om Zul bela2in balik lagi ke-mall. Padahal pp dari Sungai Mas Camp ke New World Mall 30 km loh Temans. Huahaha, parah deh ah!! Jam 9 pm, laki gw datang dengan membawa susu UHT full cream isi 6 pack @ 250 ml untuk Zahia. Laporan Beliau kepada inspektur upacara: “Lapor komandan Bun2 (baca: komandan buncit), melon kan harganya 7 RM. Ayah tuker pake susu ajah, nambah 1 RM”.
Oya, ini dia beberapa penampakan barcode scanner ato price checker yang pernah gw jumpai di beberapa supermarket di Miri dan Kuching.
Cek dulu ah berapa harga baked beans ini. Kalo mehong, bagus sphagetinya kaga pake kacang merah. Diganti pete lebih asoy kali yeee
Sekali lagi ini adalah tulisan / artikel yang sudah usang alias lama didalam folder dan baru ditemukan, semoga berguna dan bahan sharing aja.
------------------------
Oleh : Zulfadhli HM
Menjadi TKI (tenaga kerja Indonesia) di Malaysia mungkin oleh sebagian orang adalah Harapan & sebagian yang lain melihatnya dengan sebelah mata. Tetapi apapun pandangannya, itu adalah sebuah pendapat yang mestinya di hargai.
Roda ekonomi Malaysia, tidak dapat dipungkiri digerakkan oleh TKI dan tenaga asing dari beberapa Negara lain seperti Bangladesh & Philippine. Mulai dari general worker, babu, waitress, penyanyi pub & karaoke, helper, operator, welder, mechanic, supervisor, dokter, pilot, Executive, Manager maupun GM dll.
Pabrik, kebun dan sector informal didominasi oleh TKI. Pasar, warung dibanjiri oleh TKI yang memerlukan sembako.
Melihat TKI, bukan sekedar melihat tenaga kerja yang tidak memiliki skill, tetapi coba lihat sebagai tenaga kerja yang berusaha untuk bekerja secara professional & jujur. Sejujurnya kamipun sering ditanya oleh banyak orang baik yang berpendidikan, berpengaruh maupun rakyat jelata. Dan pertanyaannya sama, kamu kerja dimana? Dikebun atau dikilang? Dan kami sering menjawab dengan sekenanya saja, karena mayoritas orang Malaysia menganggap warga Indonesia adalah bangsa “MISKIN”. Yang bekerja di kebun, menebas, menyemprot atau di kilang (pabrik plywood).
Warga Indonesia sering mendapatkan diskriminasi, tetapi apalah daya kita memang miskin. Hal ini juga menjadi salah satu kendala jika kita datang sebagai Manager dan harus mengatur staff yang berlabel citizen, mereka memandang rendah dan remeh orang Indonesia. Sehingga aktifitas kerja sering kali gagal karena mereka tidak mau bekerja sama dengan baik alias Jealous / cemburu.
Pengalaman kami ketika mulai hidup di Malaysia tepatnya di Miri & Bintulu, ketika itu Istri sedang hamil 5 bulan, maka secara periodic kami mesti ke klinik[1]. Banyak disini dokter yang membuka klinik secara perseorangan (persendirian), tetapi rata2 mereka hanya menyediakan jasa konsultasi dan pengobatan ringan saja.
Untuk pengobatan yang intensive, mereka langsung merujuk pasien ke hospital terdekat. Seperti Bintulu, hanya memiliki 1 hospital dan tidak ada RS swasta lainnya. Tetapi walaupun hanya 1, fasilitas bangunan dan sarana prasarana sangat komplit. Untuk mencegah membludaknya pasien maka mereka menerapkan system rawat jalan yang intensif. Dewan pakar dan poliklinik sangat aktif membantu warga yang sakit.
Ketika kami mulai berhubungan dengan poliklinik kerajaan atau seperti Puskesmas Induk, maka kami mendaftar dengan harus menunjukkan passport untuk warga asing dan IC (identity card) untuk warga tempatan (citizen), tanpa kedua kartu tersebut maka kita tidak akan dilayani (kecuali di ICU atau emergency di Hospital). Setelah mendaftar maka kami harus membayar 15 RM untuk warga asing dan hanya 1 RM untuk citizen (kebijakan membayar baru diterapkan 3 tahun terakhir ini, dulu seluruh warga Negara Malaysia gratis ke klinik kerajaan ataupun hospital). Pada saat berobat maka receptionist menanyakan apakah ada membawa kartu record penyakit, maka karena kami baru pertama kali kami (istri-red) diberikan kartu record. Kartu ini tidak boleh tertinggal atau hilang, karena sejarah kita ada dalam buku tersebut. Kita dapat membawa buku tersebut untuk berobat di hospital atau poliklinik kerajaan di seluruh Malaysia dengan biaya yang sama yaitu RM 15 sudah termasuk pemeriksaan, lab & obat.
Setelah mendapatkan buku, maka kami diberikan nomor bilik atau ruangan yang dituju, ternyata kami menuju sebuah Makmal (laboratory). Kemudian istri saya diambil darah dan urine untuk diperiksa. Setelah menunggu lebih kurang 1 jam keluarlah hasilnya dan dari ruangan tersebut kami diminta untuk untuk kembali ke counter receptionist dan menyerahkan result nya.
Dari counter kami mendapatkan nomor baru lagi untuk bertemu dengan dokter ahli kandungan dan ternyata setelah cukup lama menunggu, karena sangat banyak pasiennya, giliran kamipun tiba. Kami disambut oleh seorang dokter yang alhamdulillah muslim berkerudung dengan usia sudah setengah baya, kami menyapanya dengan menggunakan bahasa inggris (info : hampir semua tempat atau tanda2 menggunakan 2 bahasa yaitu Bahasa melayu & Inggris), sang dokter pun menyambut kami dengan hangat, kemudian dia membaca buku istri saya, lalu diapun menggunakan bahasa melayu dalam conversation kami, akhirnya diapun memberikan catatan khas dokter yang dapat dibaca kecuali paramedic dan selembar prescription atau kalau kita namanya resep obat. Setelah signed diapun menempelkan sebuah cap diatas tandatangannya. Kamipun say good by dan berlalu pergi.
Setelah keluar dari ruang pemeriksaan dokter, kami baca resep yang dia buat dan ternyata sang dokter separuh baya tersebut adalah Dr. Endang (UGM). Kami tersentak ternyata dokter tadi dari Indonesia. Kemudian kami menuju pharmacy (apotik) dan menukarkan resep tersebut[2]. Dalam menunggu kamipun mencoba berkomunikasi dengan paramedic yang terlihat agak kurang sibuk dan ternyata benar dokter endang adalah dokter kontrak yang sudah sangat lama di malaysia. Sang paramedic mengatakan banyak dokter yang dikontrak Malaysia dari Indonesia, India & China. Untuk mengetahui asal dari setiap dokter tidaklah sulit, cukup dengan melihat stempel atau cap nama mereka contoh Abdullah (Unimas) berarti dari Universitas Malaysia Sarawak, karena setiap orang bergelar sarjana di Malaysia sangat bangga dengan gelarnya sehingga mereka memasang nama universitas dan gelar mereka secara bersamaan, disini juga banyak kita temui seperti Ir. Polan (ITB), dll sarjana keluaran Indonesia periode 70 an – 80 an.
Pada umumnya jumlah paramedic di malaysia sangatlah kurang. Dengan keterbatasan SDM yang trampil & skilled. Sehingga untuk mengatasinya mereka tidak mau menunggu dari kampus, mereka kontrak dokter dan tenaga paramedic yang mereka butuhkan.
Jika kita ke poliklinik atau hospital maka kita akan banyak bertemu dengan pembantu perawat atau pembantu dokter yang hanyalah tamatan SMP & SMA (kalau disini lulus PMR & SPM). Mereka mendapatkan keahlian dari pengalaman saja.
Kalau bertemu security (satpam) dengan postur yang tidak meyakinkan dan tidak sekolah sama sekali, maka kita akan menemukan banyak seperti itu di Malaysia alias satpam asal ada.
Semua yang kami dapatkan, pemeriksaan laboratorium, pemerkisaan dokter dan obat adalah hanya dibayar dengan 15 RM saja (kalau kurs sekarang 1 RM = Rp. 3.000,-), murahkan jika dibandingkan dengan di Indonesia, apalagi kalau menjadi warga Negara hanya 1 RM.
Secara keseluruhan kesadaran dan kemauan masyarakat Malaysia menjaga kesehatan sangat luar biasa, mereka mendapatkan kenyamanan dengan fasilitas yang hampir gratis.
Kemudian tiba masanya Istri kami mau melahirkan, karena 2 minggu sebelum Idul fitri mengalami bleeding, maka setelah lebaran 2 minggu istri kami mengalami pecah air ketuban dan harus masuk hospital segera, setelah 3 hari di hospital, kondisi semakin memburuk, maka tanggal 17 Oktober 2009 pukul 00.15 dini hari diputuskan oleh dokter jaga untuk operasi caesarean. Semua kru bersiap dalam waktu 10 menit istri kami pun dikirim ke dewan bedah atau ruang operasi. Pukul 00.45 keluarlah bayi perempuan kami yang kemudian diberi nama Zahia Shahmin Najla dengan selamat dan sempurna.
Karena lahir premature baru 7 bulan maka dimasukkan kedalam incubator dan dirawat di ruang rawat khusus. Keesokan paginya pukul 7.00 kami menjenguk Zahia sudah dikeluarkan dari ruang Inkubator dan tidak memerlukan peralatan bantuan lagi, kami tanyakan kepada dokter yang bertugas dan katanya baby sehat dan kuat, jadi tidak memerlukan bantuan peralatan tambahan. Subhanallah.
Tanggal 18 Oktober 2009 pukul 11.00 pagi maka diputuskan untuk keluar dari rumah sakit dan segera menyelesaikan masalah administrasi dan total keseluruhan (baby, obat, imunisasi awal, ruang dan biaya operasi sekitar RM. 1.800. bandingkan dengan kalau warga Negara yang operasi caesarean mereka hanya membayar RM. 10)[3]. alhamdulillah dokter yang merawat susan adalah dokter china malaysia yang masuk islam karena menikah dengan seorang pria bandungIndonesia, sehingga istri kami membina hubungan yang sangat baik dengan dokter tersebut baik konsultasi maupun minta pendapat.
Tindakan yang diambil di klinik ataupun hospital cukup cepat dan sigap, sikap disiplin memang sangat terasa di Malaysia, tidak ada toleransi, seperti : pasien yang sakit tidak boleh di tunggu, tidak boleh tidur di koridor dan atau kursi tunggu, ada semacam asrama yang disediakan untuk keluarga pasien yang disediakan secara gratis.
Pihak kerajaan memang mengutamakan kesehatan bagi seluruh warganya, untuk didaerah pedalaman pun tersedia fasilitas kesehatan yang sangat memadai dangn dokter yang sangat professional. Tidak ada yang namanya pungli di fasilitas2 kerajaan. Seluruh aktifitas di lingkungan kerajaan dilengkapi dengan V-Sat, kamera CCTV 24 jam dan security yang cukup memadai. Dengan penerapan tegnologi IT maka hampir semua aktifitas dapat dideteksi di ruang kendali.
Setelah sebulan maka anak dan ibu harus cek lagi ke poliklinik kerajaan karena sudah ditulis didalam buku record untuk adanya appointment atau temu janji dengan dewan pakar (dokter ahli / spesialis). Sekarang kami harus membayar 2 x RM 15 = RM 30, kemudian di imunisasi, cek dokter anak dan pemeriksaan ibu setelah melahirkan serta appointment untuk papsmear bulan depan. Kalau di Indonesia bayi setelah imunisasi biasanya demam, maka disini bayi setelah imunisasi gak demam karena mereka menggunakan vaksin yang mahal alias patent, sebenarnya di Indonesia vaksin ini ada, tetapi harus ke RS swasta atau dokter ahli anak dengan biaya per suntikan imunisasi adalah ± Rp. 350.000,- (harga di Jakarta). Begitu juga untuk ibu setelah melahirkan mendapatkan perawatan dan perhatian yang semestinya.
Setiap instansi pemerintah memiliki slogan atau moto dan memajangnya di pintu depan masuk, sehingga kita dapat tahu visi, misi dan objektif serta motto mereka.
Untuk obat2an jika dilihat dari kemasan kebanyakn diproduksi di India, Malaysia mengalami perkembangan pesat di zaman mahathir Muhammad, kecepatan pembangunan infrastructure dan system melebihi kecepatan manusianya untuk membangun, sehingga disetiap segmen masih banyak didominasi warga asing, Malaysia mencatat setiap tahun lebih kurang 7 juta (Rp. 21 Miliar) ringgit[4] di transfer ke berbagai dunia.
Tingkat kemampuan dan penerapan IT dimalaysia jauh melampaui Indonesia, hampir semua segment menggunakan IT dan pendeteksian man usia juga menggunakan IT. Identity Card atau sama dengan KTP dimalaysia sudah seperti ATM, dilengkapi dengan microchip dan scan sidik jari jempol kanan. Jadi kalau mereka mau berobat cukup menjulurkan jempol kanan saja sudah cukup atau kalau tidak bias maka dapat dengan menggunakan alat pemidai yang sudah disediakan.
Dengan demikian maka semua aktifitas, record penyakit ada dalam satu kartu dan dapat dideteksi oleh semua computer yang terhubung dengan jaringan kerajaan dan web site mereka dalam satu payung besar WWW. …….gov.my.
Penerapan tegnologi terkini terbukti memberikan manfaat dan kemudahan bagi semua pihak, investasi yang besar berbuah nikmat.
Kapankah Indonesia akan seperti Malaysia yang pada tahun 70 an – 90 an masih sangat sering kuliah, study banding dan field trip ke Indonesia?? Yang terjadi sekarang adalah terbalik banyak pejabat, guru, mahasiswa dan pelajar yang berduyung2 study banding ke Malaysia. Ada apa??[5]
Pemerintahan yang bersih adalah kunci keberhasilan dan ditopang dengan dukungan masyarakat.
Tulisan ini sebenarnya hanyalah sebuah catatan perjalanan hidup seorang TKI. Insyaallah akan dilanjutkan dengan episode atau babak yang lain.
[1] Secara umum paramedic disini melihat warga Indonesia dengan sebelah mata, sehingga perlakuan kasar pun sering dialami, tetapi untungnya setelah mereka melihat passport dan buku catatan Istri kami mereka langsung berubah, karena Istri kami sarjana Pertanian dan dalam passport kami tercatat dalam work permit dan visa adalah sebagai Expartriate. Pada umumnya karena mereka masih kurang berpendidikan, maka mereka melihat seorang perempuan kalau sarjana sebuah hal yang langka dan jarang. Untuk tambahan informasi, di Bintulu dokter yang asli Dayak Iban baru 2 orang saja yang kami kenal / ketahui.
[2] Disini kami harus mengambil nomor antrian yang keluar secara otomatik setelah menekan sebuah tombol. Dan semua aktifitas di lingkungan kerajaan (yang berbasis penyediaan jasa seperti kantor pos, kantor catatan sipil, dll) pasti menggunakan nomor antrian dan kita tidak akan bias yang namanya menyalip orang yang sudah lebih dahulu antri.
[3] Untuk warga Negara Malaysia, mereka membayar sangat sedikit atau dapat juga tidak membayar sama sekali walaupun sudah menjalani opersi besar dan memerlukan obat yang banyak, cukup dengan mendatangkan penghulu kampong atau kepala kampong dan membuat atau mengisi borang / formulir untuk pembebasan biaya berobat. Subsidi Negara sangat besar sekali untuk bidang kesehatan ini.
[4]Termasuk TKI yang secara regular mengirimkan uangnya ke Indonesia, dan sebetulnya pihak kerajaan sudah mulai resah sebab, terlalu banyak yang mengalir keluar negara.
[5]Terutama dari Kalimantan Barat, banyak pelajar, guru, PNS, anggota Dewan, Bupati/Walikota, Gubernur yang membuat kegiatan dengan judul Study Tour ke Kuching atau wilayah lain di Malaysia.