Wadoohh sepertinya joedoelnya terlalu nganeh-nganeh.. Buut.... jangan apriori dahulu... gw hanya pengen sharing ide dan pendapat aja. Gak bisa di pungkiri bahwa kebutuhan barang-barang pangan & energi terus meningkat tajam dan hal ini harus di supply agar ada keseimbangan antara supply & demand.
Di lain sector banyak sekali complain / hujatan oleh berbagai kalangan termasuk aktivist lingkungan, politic, deee...eelll.eelll yang berusaha mengambil kesempatan dalam setiap kejadian.
Apakah anda masih ingat kasus Mesuji, bagaimana dengan kasus rakyat Papua yang meminta hak mereka sebagai tuan tanah di Papua? apakah anda juga tahu kasus sengketa lahan antara perusahaan perkebunan dengan rakyat di seluruh Indonesia? berapa banyak kasus-kasus yang di peti es kan? dan lain sebagainya... kalo di buat dalam buku maka judulnya bisa sampai ribuan loohh...
Aahggg... udah lah. gw ingin focus aja dengan apa yang ingin gw bahas disini. Ada beberapa hal-hal krusial / kriteria yang harus anda fahami tentang perkebunan yaitu :
- Perlu lahan yang sangat luas
- Tenaga kerja juga sangat banyak
- Jangka waktu operasi yang cukup panjang
Mari kita bahas satu persatu. Kebutuhan lahan perkebunan yang luas ini bersifat mutlak karena perkebunan bersifat horizontal dan setiap jengkal tanahnya harus diperhitungkan dengan benar agar titik tumbuhnya bisa optimal dengan luasan lahan yang ada. Biasanya untuk sebuah perkebunan sawit dengan dilengkapi 1 unit PKS (Pabrik Kelapa Sawit) memerlukan sekitar 10.000 ha - 15.000 ha. Dengan pertambahan penduduk dunia yang semakin meningkat tajam maka di perlukan supply bahan yang berbahan dasar minyak sawit cukup tinggi. Minyak sawit biasanya di pakai untuk pembuatan sabun, detergent, barang-barang kosmetika, minyak goreng, dll. Coba anda bayangkan jika setiap orang memerlukan / mengkonsumsi 10 ml saja minyak goreng per harinya maka Penduduk Indonesia perlu sekitar 900 juta liter minyak goreng per tahunnya (10 ml x 30 hari x 12 bulan x 250.000.000 jiwa). Bayangkan sodara-sodara..... banyak sekali kan. Bagaimana dengan India, China, USA, etc..... jadi berapakah kebutuhan actual cooking oil di dunia? yang jelasnya banyak sekaleee..... Ini adalah peluang bisnis... makanya jangan heran banyak orang berlomba-lomba bikin kebun sawit.
Yang kedua Tenaga Kerja yang sangat banyak. Ini dikarenakan kondisi kontur dan alam yang terkadang begitu menantang yang membuat pekerjaan secara mekanisasi / alat berat sulit atau bahkan tidak mungkin di pergunakan sehingga planter /owner lebih memilih menggunakan tenaga manusia / secara manual saja. Point ini juga sangat penting bagi pemerintah untuk memastikan adanya lapangan pekerjaan yang cukup.
Yang ketiga adalah jangka waktu operasi yang panjang. Beberapa kebun memperoleh waktu / izin usaha hingga 50 - 60 tahun untuk memastikan segala investasi yang sudah mereka gelontorkan bisa berjalan dengan baik dan BEP bisa tercapai dengan optimal / maksimal dalam jangka waktu tertentu. Dengan jangka operasional kerja yang cukup panjang seperti ini membuat lingkungan perkebunan akan berubah dari suasana hutan menjadi suasana kampung. Perkebunan sawit sangat spesifik artinya camp-camp atau komplek perumahan mereka bersifat permanen karena semua staff dan karywannya akan stay di tempat yang sama dalam jangka waktu yang cukup panjang.
Trussss apakah efeknya terhadap alam. Yang namanya perambahan hutan / pengkonversian hutan pastilah memiliki dampak terhadap lingkungan sekitarnya. Seperti, pendangkalan DAS (daerah aliran sungai), musnahnya species asli / lokal, berpindahnya satwa liar, hilangnya pendapatan yang berasal dari hutan seperti damar, rotan, wax, binatang buruan, etc. banyak juga lah dampaknya.
Bagaimanakah dengan Pertambangan ?. kegiatan ini merupakan suatu pilihan yang sangat dilematis. tak dapat di pungkiri semua manusia di dunia ini perlu listrik, bensin, solar, emas perhiasan, permata, dll.... dari manakah datangnya barang ini?... yaaa.. udah jelas dari penambangan lah....
Pertanyaan besarnya adalah apakah anda tahu sekelumit tentang bahaya Penambangan ? kalo anda sempat silakan dibaca di salah satu artikel gw yang membahas tentang Penambangan Batu Bara yang terjadi di Kalimantan Selatan.
Penambangan memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan perkebunan diantaranya adalah :
- Memerlukan area yang lebih sempit atau tidak seluas perkebunan sawit / HTI,
- Banyak menggunakan alat-alat berat / mekanisasi,
- Lingkungan kerjanya sangat tertutup dan selalu steril dari orang asing,
- Jangka waktu kerjanya sangat pendek karena sangat tergantung dari deposit yang tersedia.
- Lingkungan kerjanya selalu berpindah-pindah artinya jika suatu kawasan sudah menipis depositnya maka akan berpindah lagi ke tempat yang baru.
- Meninggalkan dampak lingkungan yang sangat fatal seperti danau / kolam raksasa yang airnya cukup beracun, Tailing (lumpur tanah yang miskin hara) yang sangat sulit untuk di rehabilitasi, sedimentasi disungai, dll. Coba ingat kembali kasus PETI (Penambangan Emas Tanpa Izin) dan Newmon di NTT & NTB, Kasus Penjualan Pasir Ke Singapore yang berakibat tenggelamnya beberapa pulau kecil di daerah Kepri, dll. Itulah dampak Nyata PENAMBANGAN.
Demikianlah sekilat informasi mengenai perkebunan dan pertambangan. Semoga berguna untuk mengisi relung-relung otak daripada mendengarkan infotainment / gosip di TV.
Banjarmasin - Kalsel
Lanjuuut Maaaang - Perkebunan vs Pertambangan