Wednesday, 29 December 2010
Friday, 24 December 2010
Ada Apakah Dengan Ibu & Anak Ini??
Thursday, 16 December 2010
Mudik Episode III : Bogor ... Ayam Kaming ... !!!
Monday, 13 December 2010
Mudik Episode II : Kopi Nubruk ato Kopi Darat??
Friday, 10 December 2010
Ayo.... Liburan & Plesiran ke Miri ...
Wednesday, 8 December 2010
BBM & Subsidinya Apakah Masih Relevan?
Berdasarkan data2 / celotehan para ekonom di tahun 2008 saja pemerintah mengeluarkan Rp.130T untuk subsidi BBM (bayangin kalo di bikin jembatan antara Merak - Lampung pasti sudah jadi dengan anggaran tersebut). Belum tahu lagi entah berapa banyak subsidi yang akan dikeluarkan untuk tahun ini.
Kalau kita lihat harga BBM di Indonesia saat ini untuk Bensin (RON88) Rp. 4.500,- & Solar (Diesel) Rp. 4.500,- mungkin masih murah kalau dibandingkan dengan Negara lain.
Saturday, 4 December 2010
Bintulu, Setahun Lalu
Wednesday, 1 December 2010
54321 vs 12345
|
Sunday, 28 November 2010
Demi Sebuah Lift Bening
Otreh, kembali ke rumpian awal. Hari ini, tanggal 28 November, seorang teman Zahia, Bang Azka, berulang tahun ke-5. Menurut kabar yang beredar di KISS kemaren sore, Abang ganteng nan baik hati ini ga minta hadiah apa2 dari Mama Vera dan Papanya. Cumaaaaaaa [teteup dunks ada cumanya], doski pengen diajak muter2ke seluruh mall di Jakarta Raya untuk naik lift seharian, ampe gempor. Hohoho, Bang Az emang lagi kecanduan naek lift, apalagi yang bening2.
So, dengan tekad ingin memberikan hadiah spesial buat Bang Az, Zahia sama AyBun bela2in ngemall tengah hari Sabtu bolong, tujuannya apalagi kalo bukan berpoto2 narsis di lift. Meskipun menanggung beban mental dianggap sebagai rombongan kelompencapir dari ndeso, kami tetap teguh kukuh, tak surut barang sedetikpun, untuk melaksanakan niat mulia (baca: memberikan kado super duper spesial pake telor karetnya dua, kepada Bang Az) [ada yang pesen nasi goreng pedes kah??]. Pemotretan dilakukan di Boulevard Hypermart, salah satu pusat perbelanjaan yang ada di Miri, menggunakan kamera pinjaman dari kantor Ayah [ketauan kaga modalnya]. Bujug dah, keluar dari lift gw langsung keleyengan. Gimana kaga, wong naek turun ada 7 kali demi mendapatkan gambar yang bagus dan ‘ga goyang’. Semoga suka yah Bang Az.
Ups, lupa doanya! Zahia + AyBun doain moga2 Bang Az sehat selalu, sekolahnya makin pinter, jadi Abang yang hebat untuk dedek Alisha, dan bisa bikin bangga Mama Papa. Semoga sukses juga program dietnya, jadi bisa cepet2 disunat. Amieeeeennnn. Jangan lupa kue ultahnya dikirim ke Miri, Zahia kan pengen icip2.
Wednesday, 24 November 2010
Refleksi : Blogger & Kehidupan Nyata
Blog adalah salah satu sarana komunikasi dalam dunia maya yang cukup mendapat respon yang positif dari berbagai kalangan, walaupun tak dapat dipungkiri ini juga sering kali di salah gunakan. Blog yang saat ini kita kenal tidaklah se-exclusive beberapa taon lalu dimana harga / tariff internet saat ini sudah sangat murah dan terjangkau.
Dalam kondisi inilah rupa / wajah dunia nyata kemudian menyeruak masuk juga kedalam penampakan Blog. Secara sadar atau tidak kita sudah masuk dalam suatu komunitas yang mengkotak2. Berbagai tema, topik, disiplin ilmu dan apapun lah namanya menyatu dalam dunia maya ini. Sang empunya blog ato yang sering di sebut Blogger supaya lebih keren kemudian membentuk ruang2 tersendiri sesuai dengan minat, bakat, kelas, strata, kasta, tingkatan sosial, dll yang secara sadar atao tidak sudah terbentuk dengan sendirinya.
Pertemanan, relasi dan komunikasi yang terbentuk sedemikian rupa juga memperlihatkan adanya sistem atao gejala "gang-isme" seperti ketika jaman kita masih sekolah dulu. Kemudian banyak yang bertanya apakah itu kemudian salah dan kurang tepat?... semuanya benar dan semua tidak salah karena bukanlah hak seseorang untuk mem-Veto tentang hal ini benar atao salah.
Makna semuanya adalah dunia blog juga bisa memberikan gambaran nyata betapa sifat dan kehidupan dunia nyata juga terjadi dalam ruang dunia maya yang hanya selebar layar monitor laptop / PC.
Ulasan ini hanyalah instrospeksi kami selaku pemula dalam dunia ini yang mana beberapa hari lagi akan genap berusia setahun... tak terasa dunia bergerak dan jantung berdegub. Semoga kita semua bisa memilah dan memilih sesuai dengan hasrat dan keinginan kita. Jangan sampai kita terjebak lagi seperti dalam dunia nyata yang masih melihat manusia dalam kelas2 / strata2 tertentu.
Marudi, ... Ayah ...
Thursday, 18 November 2010
Happy Idul Adha 1431 H
HAPPY IDUL ADHA 1431
Thursday, 11 November 2010
Zahia, si Anak Pantai
Jam 4.30 pm, ngaret 1 jam dari jadwal seharusnya, kami cabut dari rumah. Uti membatalkan untuk ikut karena mo nonton Indonesia’s Got More Talent, acara kesukaan Uti setelah Take Me Out dan Happy Song [hidup Indosiar!!]. Tumben2nan neh Bun barang bawaan ga seheboh biasanya, dan itu bikin Ayah Zahia menghirup napas lega secara doski kuli panggulnya. So, apa ajah seh isi tasnya, jadi penasaran? Ga banyak koq, cuma baju ganti Zahia, susu dan bekel makanan Zahia (bubur nasi + kacang merah + brokoli + telur), kosmetik Zahia (bedak, minyak telon, lotion, sisir), ember & sekop dan peralatan maen pasir lainnya, sponge cake buat camilan dikala laper, dan air mineral.
Mengingat kami berangkat udah hampir pukul 5, maka tempat tujuan yang semula di Luak Bay, kira2 1 jam-an dari rumah naek mobil, beralih menjadi Taman Selera yang lumajan lebih dekat, yaitu ½ jam lebih sedikit.Oooohhh berarti Taman Selera adalah nama pantainya yah Jeng Soes? Bukan … bukan, itu nama tempat makan yang terdiri dari banyak kedai, berada di pinggir pantai. Kalo pantainya sendiri ga bernama alias anonim. Selain itu, di tepi pantai [ga tepi2 amat seh] terdapat taman dengan banyak tempat duduk, playground, kamar mandi yang bersih. Pokonya komplit deh fasilitas disono.
Agak2 susah juga nyari tempat parkir karena hari Minggu, sore pula, dimana banyak orang pengen menghabiskan waktu untuk melihat sunset yang indah bersama keluarga, pasangan, atopun hewan peliharaan seperti buaya contohnya [hiiihhh, niat amat yak miara buaya?!]. Sukses parkir bukan pada tempatnya [syukur2 ga kena tilang], dengan bergegas, kami langsung menuju pantai. Zahia, yang biasanya kalo ngeliat ayunan dan perosotan suka kalap, kali ini mah lempeng2 ajah. “Nda .. nda … pantai. Horee … horrrreeee”, beitu kata Tuan Putri sambil lompat2 ala anak kangguru dan mengangkat tangan ke atas .
Pantainya indah. Lumayan bersih. Ada juga darmaga yang cocok buat poto pre-wed. Di sebuah batang pohon tua kering, tergeletak di pinggiran pantai, kami meletakkan sandal dan harta benda lain. Tanpa membuang waktu Zahia dan Ayah mulai maenan pasir, bikin kue tart yang diatasnya dihiasi biji2 pinus. Bunda sebagai penjaga barang nongkrong ajah di atas pohon [lutung kaleeee], maksud ekye duduk di atas batang pohon, sambil sibuk poto2. Sempet juga ngayal pengen punya rumah di tepi laut, di sebelah rumah banyak ditumbuhi pohon kelapa, so kalo gw haus tinggal minta Abang panjat tu pohon dan bikinin es kopyor buat gw. Wow, kayanya romantis banget. Tapi pikiran itu langsung gw buang jauh2, ngeri ngebayangin tiba2 ada tsunami, yang ketinggian ombaknya 10 meter. Hadoooh, mana gw kaga bisa berenang pula! Maka gw pun kembali pada pemikiran sebelumnya, kepengen bikin rumah di tengah hutan ajah, dikelilingi pohon duren, rambutan, sawo, nangka, dan jengkol [bener2 naluri orang utan dah]. Kami pulang ketika jam di tangan sudah menunjukkan pukul 6 pm. Wiken yang menyenangkan. Thanks yah Ayah Ganteng. Boleh dunks kapan2 ke pantai lagi, tapi mbok yah jangan di Miri mulu, di Phuket gituh loooohhhhh.
Jadi pengen ngegelar tiker kan ngeliat pohon rindang kaya beginih?
Bersih banget. Yakin deh kalo di Indonesia tamannya dah dipenuhin sama gepeng & tukang asongan
Bersih-sih-sih-sih-sih ... !! Harus dapet piala Adipura
Hehehe kebayang deh Ayah kerja pas hari Senen pake tas Hello Kittynya Zahia. Pasti keren bangets!
Sebelom maen, mimi susu dulu Sayang
Kembaran ni yeee. Sama2 pake celana pendek. Sama2 pake topi. Tapi kenapa Ayah topinya ga pinky aming juga? Pasti suamikyu keliatan lebih manis dan kemayu hihihi
Serius amat Nduk ngambil pasirnya. Tapi jangan banyak2 trus diekspor ke Indonesia yah
Mata mendelik, kaki jingkat2. Kepiting .... oooohhhh kepiting ...
Bunda & Zahia nyari harta karun. Berharap nemu dompet ato cincin berlian
Dikejar Satpol PP, Jeng?
Senengnya maen air
Mo nangkep apaan Say?
Hasil jepretan Ayah. Hhhmmm ... artistik. I love it, Hon!
Thursday, 4 November 2010
Studi Banding? Ke Laut Ajah!!
Marilah sodara2 sekalian kita buka kamus Bahasa Indonesia dengan khidmat dan teliti untuk mencari apa sebenernya pengertian dari kata2 tersebut. Studi adalah belajar, penelitian ilmiah, kajian, telaahan; sedangkan banding yaitu persamaan, tara, imbangan. Maka, jika digabungkan, pengertian kedua kata tersebut ialah : suatu kajian ilmiah dengan mencari imbangan dari kasus yang sama atau serupa di tempat lain. Seyogyanya, peserta studi banding merupakan orang2 dengan pemahaman bagus terhadap bidang yang akan distudi-bandingkan, serta kemampuan menyerap ilmu dengan baik, supaya setibanya di kampung halaman ilmu baru yang diperoleh dapat diaplikasikan secara tepat.
MAMPUKAH MEREKA?
Itulah pertanyaan yang banyak berkelebat di dalam otak jutaan masyarakat Indonesia, saat wakil2nya di Dewan berencana untuk mengadakan studi banding, ke luar negeri pula. Jangan salahkan ketika banyak opini miring bermunculan. Pemicunya bukan hanya satu, tapi banyak hal. Antara lain:
1. Anggota dewan terpilih berdasarkan suara terbanyak, bukan keahlian yang dimiliki.
Siapa punya banyak pendukung dalam Pemilu, maka dialah Sang Pemenang. Oke oke, tidak bisa dipungkiri bahwa dalam menjatuhkan pilihan, banyak pemilih masih sembarangan. Karena dihujani oleh kiriman kaos dan sembako,padahal bahan kaosnya tipis dan kasar sehingga bisa digunakan sebagai saringan, maka jatuhlah talak kepada si pemberi. Dikasih duit ala kadarnya yang udah tentu ga cukup untuk kasih makan keluarga dalam sebulan, langsung berserah suara. Dihadiahkan alat2 pertanian, mesin air, genset, serta kebutuhan2 lain yang diperlukan desa, berbondong2lah orang memilih tuan yang baik hati itu. Akibat dari uang berbicara itulah maka banyak caleg yang kurang ato bahkan ga ‘qualified’ sama sekali justru tepilih.
2. Maraknya kasus jual-beli ijazah.
Makin maju suatu peradaban,semakin canggih juga orang2nya. Kalo dulu di pasar yang di perjual-belikan adalah sayur, buah, ikan, daging, ayam, jaman sekarang ijazah sudah menjadi salah satu komoditi tersebut. Kasus caleg yang cuma lulusan SMA, tapi tau2 punya ijazah dari sebuah perguruan tinggi, bukanlah isapan jempol. Pun bukan rahasia umum lagi. Efeknya apa sodara2? Titel boleh tinggi, deretan MSi MSc dan MM (baca : Mall Metropolitan) membuat penulisan nama menjadi lebih panjang dan seakan2 terlihat sangat intelek, tapi isi otak kosong melempem. Pantas saja almarhum Gus Dur pernah berkata bahwa DPR ga lebih dari sekumpulan anak TK.
3. Anggap saja benar2 bersekolah, tapi kemudian salah jurusan.
Salah jurusan yang gw maksud disini bukan naik bus Kp. Rambutan - Bogor padahal tujuannya ke Lampung. Tapi, ketika seorang yang anggaplah benar2 lulusan dari sebuah perguruan tinggi, meraih gelar Sarjana Sastra Jawa, IPK alhamdulillah cukup buat makan, kemudian terpilih dalam Pemilu dan duduk di Bidang Anggaran. Nah lho? Mati kutu dah. Dengan alasan itulah studi banding menjadi satu2nya cara belajar efektif agar kekurangan pengetahuan dan skill doski akan cepat didapat dan dikuasai. Pertanyaan berikutnya: apakah iya studi banding yang jangka waktunya relatif singkat dapat segera menambal ‘kekurangan’ tersebut? Jangankan Sarjana Sastra, wong Sarjana Ekonomi ajah kalo disuruh nyusun anggaran masih megap2 [kasus temen gw yang disuruh nyusun Budget Capex perusahaan sama bosnya langsung bengek 3 hari 2 malam].
SEBERAPA EFEKTIF?
Tingkat kepercayaan masyarakat bahwa studi banding itu efektif sangatlah rendah. Tak heran ada stigma ‘studi banding = pelesiran’. Coba kita tengok negara2 yang dipilih sebagai tujuan studi. Afrika Selatan, sebagai tempat mencari ilmu mengenai Pramuka. Apakah memang Pramuka di Afsel sudah sedemikian majunya? Berikutnya, Yunani. Ada yang bisa jelasin ga seh kenapa harus ke Yunani buat belajar etika? Kenapa bukan Yu Yati ato Yu Gemi? [hihihi itu mah tukang baso di Cilegon]. Bagusan juga pergi ke Jepang. So jikalau pada akhirnya dinilai gagal dalam menjalankan tugas,mereka ga sungkan2 untuk mengundurkan diri, ato harakiri sekalian (baca: bunuh diri).
Akibat pemilihan negara tujuan studi banding yang seringkali tidak selektif, karena tidak cocok dengan substansi masalah yang sedang dipelajari, serta ketidaksamaan dalam sistem politik, sosial, dan kondisi geografis dengan Indonesia, maka gw merasa bahwa studi banding ga efektif dalam mengatasi permasalahan di dalam negeri. Kalo beda 180 derajat lalu gimana mo mengaplikasikannya?
Bisa dibilang gw adalah orang yang selalu suudzon dengan Anggota Dewan Kurang Terhormat. Bisa dikata gw kejam, karena punya pikiran daripada piara DPR bagus piara tuyul, jelas2 menghasilkan duit bukan malah ngebuang2. Ups, tuyul haram yah bo? Gw ganti deh jadi piara ternak, entah itu sapi, kebo, ato domba. Dikasih pakan berkualitas, badannya semakin hari semakin montok, mendekati Idul Fitri ato Idul Adha dijual, pasti banyak yang mau beli dengan harga tinggi. Nah kalo Anggota Dewan, udah mah dikasih fasilitas2 nomer 1 [liat dunks mobilnya, coba dibeliin kerupuk udah dapet berton2 kerupuk plus tempat pikulannya plus emang2 yang jual], gaji dan insentif ini itu ditambah duit rapat gini gitu yang kalo ditotal jumlahnya cukup buat beliin susu bayi2 di pengungsian, bukannya memberi masukkan dan ide2 terbaik untuk Negara, eh malah jadi lintah. Iya, lintah. Nempel, ngisep darah, kalo udah kenyang ga juga mau lepas. Ga tau diri!
Dua orang sepupunya Abang, mejadi anggota DPRD Tk.II, satu di kota A, satu lagi di kota B, Kalimantan Barat. Yang di kota A keren sekali, suami istri dua2nya menjadi anggota dewan. Mereka berdua tamatan SMA. Waktu kami silaturahmi Lebaran ke rumahnya, Sang Istri cerita mereka baru pulang dari S’pore, bareng anggota dewan lainnya. Gw pun bertanya2 apa gerangan yang dikerjakan orang2 itu ke S’pore? Kalo mo studi banding, apa yang di-studikan? Apa yang di-bandingkan? Karena setau gw, kedua orang itu (baca: sepupu Abang, otomatis sepupu gw juga) ga bisa berbahasa inggris. Atokah bahasa sehari2 di S’pore adalah bahasa Melayu? Di ujung cerita, gw hanya melempar secuil senyum serta anggukkan kepala sebagai bentuk menanggapi, saking ga tau harus bicara apalagi, sebab dari keseluruhan cerita kegiatan jalan2 dan blanja-blanjilah fokus pembicarannya.
Di kota B, sodara Abang bernama, mmmmm … sebut saja Mawar. Ok, secara Mawar sangat lazim digunakan koran Lampu Merah untuk menyebut inisial seseorang [ada yang pernah baca koran ituh?], maka gw akan ubah namanya menjadi Pinus. Iya, gw ga tertarik lagi dengan nama bunga, makanya gw pilih nama pohon. Back to the topik, lakinya Pinus adalah anggota Dewan. Saat gw maen ke rumahnya, di tengah2 acara ngemil tempe goreng dengan cabe, dia ngomong begini:
Pinus : “Teh, kemaren Pinus dari Bandung loh” (mesem2)
Gw : (nambah tempe untuk kali ke-7, tanpa cabe, karena bibir dah jontor kepedesan) “Ngapain?”
Pinus : “Kan ada pelatihan istri anggota Dewan”
Gw : (muka lempeng) “Pelatihan apaan?”
Pinus : “Pokonya pelatihan gituh deh. Soalnya kan udah ada anggarannya. Oya Teh, hotel kami deket Pasar Baru lho. Jadi Pinus sama istri2 anggota Dewan lainnya belanja kesana. Tapi penuh banget. Desek2an. Makanya cuma sebentar”
Gw : (berpikir dengan serius kenapa pada cerita pelatihan yang menggunakan uang rakyat garis bawahnya justru adegan belanja di Pasar Baru) “…………….”
Pinus : (level mesem2nya meningkat jadi cengar-cengir) “Tar bulan depan juga ke Bandung lagi Teh. Ada pelatihan lagi”
Gw : (nyolot semangath ‘45) “PELATIHAN APAAN??”
Pinus : (cengar-cengir kuda lumping makan beling keselek lembing) ”Ya pelatihan istri anggota Dewan, Teh”
Temans, dua contoh itu bukan gw denger dari orang lain, media cetak, ato versi sinetron di tipi. Itu adalah percakapan nyata antara Jeng Soes versus anggota Dewan, yang merangkap sebagai sodara. Mereka pun ‘hanya’ DPRD Tk.II, bukan yang di pusat. Tapi ternyata gejala2 gilanya sama kan?!
Sekali lagi, tulisan ini hanyalah jeritan hati seorang emak2 seksi pengamat pasar, sekaligus pemerhati cowo2 ganteng kaya Tom Cruise, Ashton Kutcher, dan Raffi Ahmad di pilem ‘Jeruk Purut vs Jeruk Bali’. Gw minta maap karena gw yakin, diantara segerombolan maling2 berdasi yang kerjanya bikin miskin Negara, pasti ada barang sebiji dua biji tiga biji [banyak amat bijinya, San?] makhluk2 berhati malaikat, melaksanakan amanat rakyat dengan jujur, bersih, adil, dan membela kepentingan wong cilik.
Saran gw buat MA, sekarang kan teknologi udah luar biasa maju. Informasi2 apapun bisa dicari melalui internet. Banyak literatur yang bisa dipelajari. Kalo ga puas, bisa dilakukan korespondensi dengan staf ahli dari negara lain. Kalo masih ga puas, datangkan si ahli tersebut, toh mendatangkan 1 orang lebih murah pastinya daripada memberangkatkan pasukan secara berbondong2. Dan gw yakin masih banyak alternatif2 lainnya, yang tidak memboroskan uang negara.
Diatas itu semua, prioritas utama haruslah diletakkan pada kebutuhan2 yang tingkat urgensitasnya tinggi. Seperti saat ini, dimana bumi Jawa Tengah & Yogyakarta sedang dicumbui erupsi Merapi, tanah Mentawai diciumi tsunami, sungguh tidak patut rasanya jika duit bermilyar2 malah dialokasikan untuk perjalanan dinas ke luar negeri. Justru inilah waktu paling tepat untuk menunjukkan bahwa tanpa studi bandingpun para Anggota Dewan yang terhormat masih memiliki etika dan moral.
Note: Para pengungsi makan ala kadarnya. Di Yogya, mereka makan hanya dengan nasi + tempe + kerupuk. Bayi2 dan anak2 kecil ga minum susu, ga makan sayur, ga makan buah. Ketersediaan air terbatas. Ketakutan, trauma, menghantui setiap saat. So kelaut ajah deh yang judulnya DPR kalo masih kekeuh mo STUDI BANDING. Oya, ke sumur juga boleh. Ato sekalian ke Merapi biar icip2 sedikit gimana rasanya ‘wedhus gembel’. Salam metal!!
Tuesday, 26 October 2010
Commercial Break : 17.10.2010
Tanggal 17 Oktober merupakan hari istimewa buat kami. Tepat jam 12.45 am, taun 2008, di Bintulu, ada emak2 bohai, yaitu gw, yang memberojolkan seorang baby manis, lewat operasi Caesar. Operasi dilakukan mendadak, bukan karena petunjuk Si Mbah tanggal 17 merupakan tanggal baik, tapi Ybs (yang bersangkutan) tanpa diduga tanpa dinyana udah bukaan 2, padahal posisi Jabang Beibeh sungsang sesungsang-sungsangnya [binun dah bacanya]. Sesuai rencana awal, baby perempuan itu diberi nama Zahia Shahmin Najla. Nama indah diambil dari bahasa Arab, dari sebuah buku yang dibuka diam2 sampulnya, di Gramedia Pontianak. Artinya kurang lebih adalah seperti ini: putri cantik dan cerdas, bermata indah, dan baik keturunannya. Tersematlah doa Ayah Bunda, berharap permata hati belahan jiwa akan menjadi seperti yang didoakan. Amien.
Dan tanggal 17 Oktober lalu, sang baby genap berumur 2 taun. Betapa waktu berlalu sangat cepat. Perasaan baru kemaren mules2 eh sekarang si anak dah menjelma menjadi gadis. Baru kemaren udelnya puput, eh sekarang dah pandai pilih baju sendiri. Baru kemaren giginya ompong, belom nongol sebijipun, eh sekarang dah minta kawin [nah lho?!?!]. Terus perayaan hari lahir Zahia gimana Bun? Dirayain ga? Secara gw dan Abang penganut say-no-to-b’day-party-yang-berlebihan, maka dengan sederhana ajah kami (baca: Zahia + AyBun + Uti) memperingatinya. Hari Sabtu Ayah masak nasi kuning spesial + telur dadar diiris2 halus + sambel teri kacang. Bunda kebagian tugas bikin ayam goreng + daging kecap. Loh ko masak2nya kecepetan 1 hari seh Jeng, kan ultahnya Minggu? Sengaja masak sehari sebelomnya, coz Minggu pagi rencana sarapan dengan nasi kuning & the gank. Ga mungkin toh gw bangun jam 2 pagi, disaat ayam masih pada grok2 dan maling beraksi, untuk masak itu semua?!
Oya, hari Sabtu AyBun beli kue tart di Mega Hotel, cheese cake campur coklat tiramisu. Harganya lumajan murah bo, karena kue diskon alias buy 1 free 1, jika belinya diatas jam 6 pm. Dengan 40 RM [ga nyampe 120 rebu rupiah], kami mendapatkan cake super uenak, rasanya uedan tenan, bikin hati gembira, lidah tertawa, dan lupa akan tanggal tua.
Jam 9 cake dikeluarkan dari kulkas. Pasang lilin, nyalain api, kami pun mulai menyanyikan lagu Indonesia Raya. Loh koq? Emang peringatan 17 Agustus?! Maksud gw, nyanyiin lagu medley ‘Selamat Ultah-Happy B’day to U-Tiup Lilin-Potong Kue-Twinkle2 Little Star’. Yang terakhir emang agak2 Jaka Sembung bawa gentong, ga nyambung nyong, tapi wajib dinyanyikan karena merupakan lagu paporit. Bergantian Zahia mencium & menyalami tangan kami. Ya Allah, sehatkanlah Zahia, panjangkanlah umurnya, jadikanlah ia anak sholehah, anak yang selalu menjalankan perintah-Mu dan takut akan larangan-Mu. Ya Allah, bimbinglah kami, orang tuanya, agar senantiasa mengajarkan kebaikan kepada Zahia. Amien ya robbal’alamin.
Ini pertama kalinya, setelah 11 taun, gw kaga berenang, baik di kolam renang, kolam ikan, sungai, danau, laut, ato empang. 1 bulan sebelum Lebaran, gw dah beli baju renang muslimah, merah warnanya, secara online. Sayang beribu sayang, ampir 3 bulan si merah teronggok begituh ajah, tanpa sekalipun digunakan. Sempat juga tu baju ikut travelling puter2 pulau Jawa dan Kalimantan selama mudik [Abang rencana mo ngajak Zahia renang di Sinka Island, Singkawang], tapi kaga juga dipake2. So, sekarang lah saatnya si merah beraksi.
Zahia + Bunda + Uti mulai nyemplung ke air. Ayah jadi tempat penitipan barang merangkap juru potret merangkap cheerleaders, nunggu di pinggiran kolam, bernaungkan atap biru [di pinggir kolam ada saung2an buat para pengunjung yang ga berenang]. Setelah ampir 1 jam, dimana jari2 tangan udah kisut bin peot, kami mengakhiri pelajaran renang hari ini. Tapi sodara2, ngeluarin Zahia dari sono bener2 butuh perjuangan dan tenaga kuli. Ngamuk tu bocah pas diajak mandi, mau renang lagi. Mana teriak2 kaya lagi dianiaya emaknya pula. Sabar San, sabar! Pergumulan ibu anak tersebut berkahir damai. Kami menuju pancuran. Uti gendong Zahia, Bunda mandiin, Ayah pakein baju. Kerja sama yang elok dan terorganisir rapih, bukan?
Well, bagi Bunda yang rindu akan air [ketauan deh jarang mandi], bersama Uti, nyebur lagi ke kolam dewasa. Ayah sebelumnya mewanti2 jangan ke bagian yang dalem, cukup di tempat 1,5 meter ajah. Beres Bos, kami akan mengikuti petuahmu. Baru ajah gw dan Nyokap akan memperlihatkan kemampuan renang versi atlit olimpiade spesialis gaya kucing garong, tiba2 seorang penjaga kolam [mohon pemirsa jangan bayangin penjaga pantai yang ada di pilem Baywatch yah, kalo ini versi kacrut] nangkring di pinggir kolam. Awalnya gw ga ‘ngeh kalo dia ada perlu sama Duo Dara Yahud (disingkat menjadi D2Y), Nyokap juga, makanya kami terus asyik ngerumpi dan pemanasan. Tapi cewe cina di samping kami ngasih kode pake tangan, mengisyaratkan tu Bapak ada perlu ama D2Y. Yo weiss, yuks kita deketin dia Mom.
D2Y : (koor) “Ada apa Pak Cik?”
BKW3 (Baywatch KW 3) : “You tak boleh swimming kat sini”
D2Y-S : “Why?”
BKW3 : “Macam mana you swimming pake kerudung. Tak bolehlah. Jika you nak mandi, guna skirt pendek, dan lepas tu barang” (nunjuk kepala gw)
D2Y-S : (muka mulai sangar, taring keluar perlahan2) “Loh, ini kan memang baju renang khsusus muslimah, Pak Cik”
D2Y-M : “Yes, ini kan swim suit. Anak saya beli baju renang di internet” [informasi yang sangat penting, sapa tau tu Bapak mo beliin anak gadis dan istrinya]
BKW3 : “Saya tahu Puan, saya pun moslem. Tapi you guna kerudung. Itu barang suci. Sedang ini tempat kotor. You mandi dengan orang bukan muhrim.”
D2Y-S : (nyolot) “Jadi kalo orang berjilbab harus berenang dimana? Ada kah kolam khusus perempuan?”
BKW3 : (senyum2 kambing bandot) “Tak da kat sini kolam macam itu. Kan saya dah kata, kalo Puan nak swimming guna saja skirt dan topi”
D2Y-S : (mata culang-cileung, mulai nyari sapa tau di pinggir kolam ada gergaji ato arit) “Aneh! Di Indonesi muslimah yah berenangnya seperti ini, dan sah2 ajah!!!”
D2Y-M : (berpartisipasi) “Iya, boleh2 ajah”
BKW3 : “Saya paham Puan, tapi regulation disini macam tu”
D2Y : (keluar dari kolam sambil mendiskusikan kejadian dodol barusan)
Sumpe deh!! Miri kan bagian dari M’sia, yang katanya Negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam, ko bikin peraturan aneh binti ajaib kaya gituh? Coba deh Temans bayangin, berapa banyak jilbaber yang memiliki hasrat untuk berenang? Pasti bukan Cuma gw doang kan?! Trus dimana dunks mo menyalurkannya? Bener deh, gw mo ketawa rasanya. BKW3 ngakunya muslim, tapi nyuruh seorang muslimah untuk berenang pake rok pendek dan topi, hanya karena kerudung dianggap suci. Jadi sebenernya yang suci itu apanya? Sebuah penutup kepala berjudul kerudung kah? Ato niat seseorang untuk menjalankan perintah Tuhannya, yaitu menutup aurat? Asli, bingung gw dengan konsep kesucian si Bapak Baywatch!!!
Kami mengambil peralatan mandi dll, segera menuju ke bilik ganti. Ayah Zahia bertanya2 kenapa berenangnya udahan, cepet amat? Gw ceritain peristiwa tadi. Pembicaraan terhenti karena bilik ganti udah di depan mata.
Di mobil, gw kembali menceritakan kejadian lengkapnya. Abang menanggapi dengan tenang, kalem, beli balsem, tempe bacem [kaga nyambung!]. “Setiap tempat kan punya peraturan masing2. Kalo emang disini seperti itu, ya udah, kita sebagai pendatang harus menghormati peraturan tersebut. Ayah tau Bunda kepengen banget berenang, tapi Ayah tau kalo Bunda ga akan membuka aurat hanya demi renang. So, sabar ajah Sayang. Tar kita berenang kalo di Indonesia ajah. Ato Januari pas kita main ke KL, kita swimming di hotel, sapa tau boleh. Lagian kalo orang gila kita masa mo ikutan gila? Begitu juga dengan orang bodoh, jangan kigta jadi ikutan dongo berdebat dengan mereka. Okeh Cinta? Ayo jangan cemberut lagi, tar manisnya ilang”.
Temans, seketika itu juga gw langsung adem. Esmosi mulai beranjak pergi. Kompor ga meledaks lagi. Senyum di bibir berkembang lagi. Itulah sebabnya gw memilih Mr. Zulfadhli dari beribu2 pria di muka bumi ini [hahaha, serasa Miss universe ajah banyak penggemar. Padahal emang dari beribu2 pria itu cuma sebiji yang mau ama gw]. Kesabaran, ketenangan, kebijaksanaan, cara berpikir, semuanya membuat gw semakin bersyukur, karena Allah memberikan pasangan yang luar biasa. Bersyukur bahwa tulang rusuk Abang yang ilang ditemukan pada gw. Bersyukur atas segalanya. So, berenang? Harap you tau yah BKW3, kalo you nak masuk neraka, pliss jangan ajak2 gw. Lo beli tiket ajah sendiri, dan go head. You boleh taat dengan peraturan kerajaan, tapi gw tetep taat pada peraturan Tuhan. Catet!!!
Note : Jadi kepikiran kenapa gw kaga diusir dari tadi pada saat nemenin Zahia berenang di kolam anak2 yah? Apa karena anak2 masih suci jadi kesucian tu kerudung dianggap bisa terjaga??
Thursday, 21 October 2010
Mudik Episode 1 : Berangkat Maaaannnnggg
Ngomongin seputar mudik, sumpeh deh pulang kampung kemaren bener2 menyenangkan, meskipun badan remuk redam, dan dompet mengalami krisis secara perlahan namun pasti. Tour dari satu tempat ke tempat keluarga yang laen. Kami berstatus sebagai makhluk nomaden karena stay di 1 kota biasanya hanya semalem alias numpang tidur. Temans jangan tanya mengenai cucian, pening gw! Masa nyuci di Jakarta, jemur di Tambun, ngeringin di Cilegon, nyetrikanya di Pandeglang. Tapi Alhamdulillah semua berjalan lancar, walopun ga 100 % rencana bisa terealisasi, misalnya: makan bakmi GM, ga kesampean karena kejauhan dari rumah Ua gw; belanja di Tanah Abang, dibatalkan mengingat penuhnya tu tempat menjelang Lebaran; ketemuan dengan beberapa teman, ga terlaksana sebab berbagai alasan. Kekuatan fisik Zahia juga patut diacungin jempol. Wong emak’e dan bapak’e udah tepar muter2 eh si jali2 mah teteup seger buger. Luarrrrrr biasaaaa!
Rabu, 1 Sept
H-1 sebelum mudik. Gw sahur seperti biasa. Bangun tidur jam ½ 7 perut ga enak banget. Kembung berasa lagi dipompa. Ulu hati kaya diperes2 sama tangan Ade Rai. Keringet dingin membanjiri punggung dan leher. Kepala pusing, berat bukan main. Wah wah, ada yang ga beres neh! Bener ajah, jam 8 gw menggigil, selimutan, padahal ga nyalain AC ataupun ceiling fan. Jam ½ 9, muntah 1 ember. Semua makanan di tembolok keluar dengan sukses. Terakhir, muntahannya berbentuk cairan berwarna kuning. Jackpot! Alhasil gw batalin puasa, minum teh anget, minum obat, mencoba untuk tidur walo mata dan otak ga bisa diajak kompromi. Abang dateng jam 12 waktu istirahat siang, ngajak ke Dokter. Gw sebenernya ga mau, tapi doski maksa karena kuatir besok bininya tepar di perjalanan. Kata Abang gw keliatan pucat pasi dan lemah tak berdaya [asal jangan lemah syahwat ajah Jeng hohoho].
Dokter Daniel memvonis gw terkena maag. Beliau menyarankan gw disuntik obat penahan sakit + vitamin. Aduh Doc, ekye kan tatut sama jarum suntik! Sempat terbesit niat untuk melarikan diri, tapi menimbang dengan seksama bahwa area klinik Desa Indah ini ga dilewatin angkot / bus / becak / bemo / ojeg gendong, maka gw membatalkannya. Ya sutralah, gw menyerah, toh dipenetrasi sedetik dengan jarum Insya Allah akan memberikan kesembuhan. Bismillah.
Sampe rumah, makan, istirahat. Alhamdulillah sore hari badan gw berasa agak enteng. Malamnya, sebagai seksi per-packingan gw ngeberesin lagi koper2 yang belom digembok.Well, cukup kayanya untuk malam ini. Gw grok2 jam 9 teng, balapan bikin pulau di bantal pake iler sama Zahia. Abang masih kelayapan ke tempat sodara, ngabarin kalo kami besok cauw dari Miri, sekalian nganterin ikan goreng.
Kamis, 2 Sept
Bangun jam 2 pagi dalam keadaan seger buger. Nyiapin makan sahur, beres2, nyuci piring, finishing packing, mandi, dandan. Beres semua, baru deh bangunin Pricess Zahia, mandiin di subuh buta jam 3.30 am, pakein baju. Berangkat dari rumah ke airport jam 4 teng. 30 menit kemudian nyampe di airport. Kami berhasil memecahkan rekor sebagai orang pertama yang dateng, petugas2nya belom ada keliatan barang sebiji pun. Mana gelap gulita pula, lampu belom dinyalain. Yeeee, tau gini bawa senter deh dari rumah!
Setelah menge-drop gw, Zahia, dan nyokap, Abang balikin mobil ke kantor [peraturan perusahaan pada waktu cuti mobil harus disimpen di kantor, kalo disimpen di rumah ngeri ada apa2]. Eits, ko gw ngerasa ada yang ilang waktu ga sengaja ngeraba tangan kanan, tepatnya jari manis? Mmmm ... apaan yah?? Ya amplop, cincin kawin gw ketinggalan di kamar mandi!! Gw memohon kepada Abang chayank untuk ngambil tu cincin sebelom ke kantor. Reaksi Abang? Murka!! Yakin deh kalo ada benda tajam di sekeliling situ bisa2 gw kena rajam. Dalam situasi runyam begituh, kunci rumah yang seinget gw udah disimpen dengan baik dan benar di dalam tas ga ketemu pula! Wadooohh, makin meledaklah kawah candradimurka. Dodolnya gw, 5 menit mencari dengan gerasah-gerusuh, akhirnya ketemu juga kunci rumah tercinta. Hayo tebak dimana sodara2 ketemunya? Hehehe, plizz jangan ikutan esmosi terus mentung ekye pake asbak, karena kunci itu ditemuin di deket mobil, di atas aspal. Kuncinya jatoh ke jalan. Ngeliat itu, Abang super duper ngamuk. Ampir copot pintu mobil dibanting. Maapkan keteledorankyu yah Cinta. Hiks!
Menit2 bergulir cepat. Jam di tangan menunjukkan pukul 5.40 am. Sholat subuh udah. Pipis udah. Ngemil2 udah [Zahia dan Bundanya ga puasa]. Ngupil udah. Tawaf keliling airport 7x udah. Airport udah rame. Di depan counter check in gw liat antrian panjang persis kaya pembagian BLT. Tapi Abang belom juga dateng. Kami belom check in. Nyokap merepet mulu dari tadi “Kamu neh Nak, harusnya mah cincinnya ga usah diambil. Kalo Abang ngebut terus ada apa2 gimana coba?! Lagian leler banget sih jadi orang?! Makanya pas mandi cincin ga usah dibuka. Ato kalo mo dibuka disimpen di tempat yang mudah dilihat. Blablablablablabla”. Pagi2 dipidatoin panjang lebar, fiuuhh! Iya iya, maapkan anak manismu, ibunda tercinta. Akyu janji akan mengubah sifat pikun ini [sambil berfikir serius ‘ada yang tau ga seh obat untuk penyakit pikun akut?’]. Omongan Nyokap barusan mendengung2 di telinga caplang gw. Mulai parno melanda jiwa. Kenapa Om Zul ganteng belom juga nongol? Apa terjadi sesuatu di jalan? Apa saking ngebutnya ditangkep polisi? Ato nabrak sesuatu? Jangan2 kami ketinggalan pesawat karena di tiket schedule flightnya jam 6.20 am (= 30 menit lagi)? Ohhhh noooooo!!!
Alhamdulillah jam 6 kurang sedikit Abang muncul. Betapa leganya gw. Langsung dengan brutal gw peluk sembari minta maap. Meskipun awalnya dijudesin, lama2 luruh juga doski ngeliat ketulusan dan jelitanya Sang Istri. Amarah pun berhasil diredakan.
Zahia dapet gift buku cerita mini Teddy Bear. Langsung dikekepin di ketek kaya emak2 jaman doeloe nyimpen dompet kalo belanja ke pasar.
KLIA Jungle Boardwalk. Taman nan asri di dalam bandara. 1 kata yang bisa melukiskannya: KEREN!!
Jum’at, 3 Sept
Tuesday, 31 August 2010
Mudik 'Tlah Tiba
Persiapannya apa ajah neh Jeng Soes? Banyak ga bawaannya? Biasalah, ga banyak koq. Cuma koper segede alaihim gambreng 2 biji, tas ransel 1 biji, tas Zahia 1 biji, kardus ukuran sedang 2 biji [Indonesia banget kan gw kemana2 bawa kardus?], tas tangan ekye 1 biji, dan stroller Zahia. Ga banyak kan?? Dan semuanya itu udah pasti yang ngangkut adalah laki tercinta, Zulfadhli HM. Hihihi, gapapa kan Yah sekali2 jadi kuli panggul? Maap Bunda cuma bisa bantu doa, lagian kata Dokter Bunda kan ga boleh bawa yang berat2 dulu? [hohoho, kuret memang alasan yang paling tepat].
Beneran deh, jaman masih solois alias single happy, yang judulnya balik kampung pasti ga ribet2. Bawa badan plus oleh2 ajah udah cukup. Baju mah kaga usah dibawa, wong di rumah banyak. Tapi sekarang, oh noooo!! Bener2 kaya pengungsi. Dan tau ga Temans, berhubung gw punya penyakit pikun berat, packing dicicil dari seminggu yang lalu. Barang2 yang mo dibawa kudu dibikin listnya terlebih dahulu di buku, dan jikalau barang yang dimaksud udah dimasukkin ke koper, listnya dicontreng. Parahnya, walopun udah di list masih ada ajah barang yang lupa dibawa. Hiks!
Kehebohan juga terjadi pada saat membesihkan rumah dan isi kulkas. Laki gw tuh kalo mo meninggalkan rumah untuk jangka waktu yang lumajan lambreta, segala jenis peralatan listrik wajib dimatiin. Yang berabe adalah kulkas, karena isinya harus dikosongkan. Nah kaya sekarang, stock ikan masih ada 4 plastik dan nugget ½ kg. Mo diabisin sendiri ga mungkin lah yaw! Semaruk2nya gw manalah kuat untuk menyikat tandas itu semua [kalo di M’sia kalimat ini berarti menyikat kamar mandi. Tandas = WC]. Maka rencana hari ini ikan akan gw balado, terus kirim2 dah ke tetangga. Untuk melaksanakan niat tersebut, dari abis saur tadi gw langsung berkutat dengan ulekan untuk menumbuk cabe ½ kilo. Bujug dah, jagan ditanya pegelnya ni tangan! Mana ulekannya mini pula, jadi perlu 7 kloter untuk numbuk cabenya [gw& Abang ga sukacabe yang diblender,coz rasanya jadi ga enak].
Oya, ini dia schedule flight kami :
2 Sept
Miri - Kuala Lumpur (MH 2551)
06.20 - 08.30
2 Sept
Kuala Lumpur - Jakarta (GA 821)
12.45 - 13.45
15 Sept
Jakarta - Pontianak (GA 502)
11.00 - 12.20
27 Sept
Pontianak - Jakarta (GA 503)
12.55 - 14.15
27 sept
Jakarta - Kuala Lumpur (GA 818)
18.55 - 21.55
28 Sept
Kuala Lumpur - Miri (MH 2594)
13.15 - 15.30
Ocreh deh, sekian dulu kabar2i nya. Ekye mo lanjud bikin bumbu baladonya. Buat Temans yang mo mudix juga, Titi Dj Rhoma Irama yah. Salam buat keluarga di kampung halaman tercintah. Oya, buat Teh Lidya (Mama CalVin), Teh Vera (Mama Azka & Alisha), Mba Irma Senja, Mba Ririn (BunDit), Mba Fitri (Ibu FaiDzaky) jangan lupa kita ketemuan di MM tanggal 4 jam 11 siang [kalo yang lain mo ikutan sok monggo datng ajah kesono]. C u there, Temans.
Tentang Awards
2. Award dari Mba Reni, Mamanya Shasha yang semangat nge-blognya luarrr biasa dan patut diacungin 4 jempol. Beliau menganugerahi Hottest Female Blogger. Jadi malyu akyu, secara gw emang hot pisan (karena hobi deket2 kompor). Thanks yah Mba.