Sekali lagi ini adalah tulisan / artikel yang sudah usang alias lama didalam folder dan baru ditemukan, semoga berguna dan bahan sharing aja.
------------------------
Menjadi TKI (tenaga kerja Indonesia) di Malaysia mungkin oleh sebagian orang adalah Harapan & sebagian yang lain melihatnya dengan sebelah mata. Tetapi apapun pandangannya, itu adalah sebuah pendapat yang mestinya di hargai.
Roda ekonomi Malaysia, tidak dapat dipungkiri digerakkan oleh TKI dan tenaga asing dari beberapa Negara lain seperti Bangladesh & Philippine. Mulai dari general worker, babu, waitress, penyanyi pub & karaoke, helper, operator, welder, mechanic, supervisor, dokter, pilot, Executive, Manager maupun GM dll.
Pabrik, kebun dan sector informal didominasi oleh TKI. Pasar, warung dibanjiri oleh TKI yang memerlukan sembako.
Melihat TKI, bukan sekedar melihat tenaga kerja yang tidak memiliki skill, tetapi coba lihat sebagai tenaga kerja yang berusaha untuk bekerja secara professional & jujur. Sejujurnya kamipun sering ditanya oleh banyak orang baik yang berpendidikan, berpengaruh maupun rakyat jelata. Dan pertanyaannya sama, kamu kerja dimana? Dikebun atau dikilang? Dan kami sering menjawab dengan sekenanya saja, karena mayoritas orang Malaysia menganggap warga Indonesia adalah bangsa “MISKIN”. Yang bekerja di kebun, menebas, menyemprot atau di kilang (pabrik plywood).
Warga Indonesia sering mendapatkan diskriminasi, tetapi apalah daya kita memang miskin. Hal ini juga menjadi salah satu kendala jika kita datang sebagai Manager dan harus mengatur staff yang berlabel citizen, mereka memandang rendah dan remeh orang Indonesia. Sehingga aktifitas kerja sering kali gagal karena mereka tidak mau bekerja sama dengan baik alias Jealous / cemburu.
Pengalaman kami ketika mulai hidup di Malaysia tepatnya di Miri & Bintulu, ketika itu Istri sedang hamil 5 bulan, maka secara periodic kami mesti ke klinik[1]. Banyak disini dokter yang membuka klinik secara perseorangan (persendirian), tetapi rata2 mereka hanya menyediakan jasa konsultasi dan pengobatan ringan saja.
Untuk pengobatan yang intensive, mereka langsung merujuk pasien ke hospital terdekat. Seperti Bintulu, hanya memiliki 1 hospital dan tidak ada RS swasta lainnya. Tetapi walaupun hanya 1, fasilitas bangunan dan sarana prasarana sangat komplit. Untuk mencegah membludaknya pasien maka mereka menerapkan system rawat jalan yang intensif. Dewan pakar dan poliklinik sangat aktif membantu warga yang sakit.
Ketika kami mulai berhubungan dengan poliklinik kerajaan atau seperti Puskesmas Induk, maka kami mendaftar dengan harus menunjukkan passport untuk warga asing dan IC (identity card) untuk warga tempatan (citizen), tanpa kedua kartu tersebut maka kita tidak akan dilayani (kecuali di ICU atau emergency di Hospital). Setelah mendaftar maka kami harus membayar 15 RM untuk warga asing dan hanya 1 RM untuk citizen (kebijakan membayar baru diterapkan 3 tahun terakhir ini, dulu seluruh warga Negara Malaysia gratis ke klinik kerajaan ataupun hospital). Pada saat berobat maka receptionist menanyakan apakah ada membawa kartu record penyakit, maka karena kami baru pertama kali kami (istri-red) diberikan kartu record. Kartu ini tidak boleh tertinggal atau hilang, karena sejarah kita ada dalam buku tersebut. Kita dapat membawa buku tersebut untuk berobat di hospital atau poliklinik kerajaan di seluruh Malaysia dengan biaya yang sama yaitu RM 15 sudah termasuk pemeriksaan, lab & obat.
Setelah mendapatkan buku, maka kami diberikan nomor bilik atau ruangan yang dituju, ternyata kami menuju sebuah Makmal (laboratory). Kemudian istri saya diambil darah dan urine untuk diperiksa. Setelah menunggu lebih kurang 1 jam keluarlah hasilnya dan dari ruangan tersebut kami diminta untuk untuk kembali ke counter receptionist dan menyerahkan result nya.
Dari counter kami mendapatkan nomor baru lagi untuk bertemu dengan dokter ahli kandungan dan ternyata setelah cukup lama menunggu, karena sangat banyak pasiennya, giliran kamipun tiba. Kami disambut oleh seorang dokter yang alhamdulillah muslim berkerudung dengan usia sudah setengah baya, kami menyapanya dengan menggunakan bahasa inggris (info : hampir semua tempat atau tanda2 menggunakan 2 bahasa yaitu Bahasa melayu & Inggris), sang dokter pun menyambut kami dengan hangat, kemudian dia membaca buku istri saya, lalu diapun menggunakan bahasa melayu dalam conversation kami, akhirnya diapun memberikan catatan khas dokter yang dapat dibaca kecuali paramedic dan selembar prescription atau kalau kita namanya resep obat. Setelah signed diapun menempelkan sebuah cap diatas tandatangannya. Kamipun say good by dan berlalu pergi.
Setelah keluar dari ruang pemeriksaan dokter, kami baca resep yang dia buat dan ternyata sang dokter separuh baya tersebut adalah Dr. Endang (UGM). Kami tersentak ternyata dokter tadi dari Indonesia. Kemudian kami menuju pharmacy (apotik) dan menukarkan resep tersebut[2]. Dalam menunggu kamipun mencoba berkomunikasi dengan paramedic yang terlihat agak kurang sibuk dan ternyata benar dokter endang adalah dokter kontrak yang sudah sangat lama di malaysia. Sang paramedic mengatakan banyak dokter yang dikontrak Malaysia dari Indonesia, India & China. Untuk mengetahui asal dari setiap dokter tidaklah sulit, cukup dengan melihat stempel atau cap nama mereka contoh Abdullah (Unimas) berarti dari Universitas Malaysia Sarawak, karena setiap orang bergelar sarjana di Malaysia sangat bangga dengan gelarnya sehingga mereka memasang nama universitas dan gelar mereka secara bersamaan, disini juga banyak kita temui seperti Ir. Polan (ITB), dll sarjana keluaran Indonesia periode 70 an – 80 an.
Pada umumnya jumlah paramedic di malaysia sangatlah kurang. Dengan keterbatasan SDM yang trampil & skilled. Sehingga untuk mengatasinya mereka tidak mau menunggu dari kampus, mereka kontrak dokter dan tenaga paramedic yang mereka butuhkan.
Jika kita ke poliklinik atau hospital maka kita akan banyak bertemu dengan pembantu perawat atau pembantu dokter yang hanyalah tamatan SMP & SMA (kalau disini lulus PMR & SPM). Mereka mendapatkan keahlian dari pengalaman saja.
Kalau bertemu security (satpam) dengan postur yang tidak meyakinkan dan tidak sekolah sama sekali, maka kita akan menemukan banyak seperti itu di Malaysia alias satpam asal ada.
Semua yang kami dapatkan, pemeriksaan laboratorium, pemerkisaan dokter dan obat adalah hanya dibayar dengan 15 RM saja (kalau kurs sekarang 1 RM = Rp. 3.000,-), murahkan jika dibandingkan dengan di Indonesia, apalagi kalau menjadi warga Negara hanya 1 RM.
Secara keseluruhan kesadaran dan kemauan masyarakat Malaysia menjaga kesehatan sangat luar biasa, mereka mendapatkan kenyamanan dengan fasilitas yang hampir gratis.
Kemudian tiba masanya Istri kami mau melahirkan, karena 2 minggu sebelum Idul fitri mengalami bleeding, maka setelah lebaran 2 minggu istri kami mengalami pecah air ketuban dan harus masuk hospital segera, setelah 3 hari di hospital, kondisi semakin memburuk, maka tanggal 17 Oktober 2009 pukul 00.15 dini hari diputuskan oleh dokter jaga untuk operasi caesarean. Semua kru bersiap dalam waktu 10 menit istri kami pun dikirim ke dewan bedah atau ruang operasi. Pukul 00.45 keluarlah bayi perempuan kami yang kemudian diberi nama Zahia Shahmin Najla dengan selamat dan sempurna.
Karena lahir premature baru 7 bulan maka dimasukkan kedalam incubator dan dirawat di ruang rawat khusus. Keesokan paginya pukul 7.00 kami menjenguk Zahia sudah dikeluarkan dari ruang Inkubator dan tidak memerlukan peralatan bantuan lagi, kami tanyakan kepada dokter yang bertugas dan katanya baby sehat dan kuat, jadi tidak memerlukan bantuan peralatan tambahan. Subhanallah.
Tanggal 18 Oktober 2009 pukul 11.00 pagi maka diputuskan untuk keluar dari rumah sakit dan segera menyelesaikan masalah administrasi dan total keseluruhan (baby, obat, imunisasi awal, ruang dan biaya operasi sekitar RM. 1.800. bandingkan dengan kalau warga Negara yang operasi caesarean mereka hanya membayar RM. 10)[3]. alhamdulillah dokter yang merawat susan adalah dokter china malaysia yang masuk islam karena menikah dengan seorang pria bandung Indonesia, sehingga istri kami membina hubungan yang sangat baik dengan dokter tersebut baik konsultasi maupun minta pendapat.
Tindakan yang diambil di klinik ataupun hospital cukup cepat dan sigap, sikap disiplin memang sangat terasa di Malaysia, tidak ada toleransi, seperti : pasien yang sakit tidak boleh di tunggu, tidak boleh tidur di koridor dan atau kursi tunggu, ada semacam asrama yang disediakan untuk keluarga pasien yang disediakan secara gratis.
Pihak kerajaan memang mengutamakan kesehatan bagi seluruh warganya, untuk didaerah pedalaman pun tersedia fasilitas kesehatan yang sangat memadai dangn dokter yang sangat professional. Tidak ada yang namanya pungli di fasilitas2 kerajaan. Seluruh aktifitas di lingkungan kerajaan dilengkapi dengan V-Sat, kamera CCTV 24 jam dan security yang cukup memadai. Dengan penerapan tegnologi IT maka hampir semua aktifitas dapat dideteksi di ruang kendali.
Setelah sebulan maka anak dan ibu harus cek lagi ke poliklinik kerajaan karena sudah ditulis didalam buku record untuk adanya appointment atau temu janji dengan dewan pakar (dokter ahli / spesialis). Sekarang kami harus membayar 2 x RM 15 = RM 30, kemudian di imunisasi, cek dokter anak dan pemeriksaan ibu setelah melahirkan serta appointment untuk papsmear bulan depan. Kalau di Indonesia bayi setelah imunisasi biasanya demam, maka disini bayi setelah imunisasi gak demam karena mereka menggunakan vaksin yang mahal alias patent, sebenarnya di Indonesia vaksin ini ada, tetapi harus ke RS swasta atau dokter ahli anak dengan biaya per suntikan imunisasi adalah ± Rp. 350.000,- (harga di Jakarta). Begitu juga untuk ibu setelah melahirkan mendapatkan perawatan dan perhatian yang semestinya.
Setiap instansi pemerintah memiliki slogan atau moto dan memajangnya di pintu depan masuk, sehingga kita dapat tahu visi, misi dan objektif serta motto mereka.
Untuk obat2an jika dilihat dari kemasan kebanyakn diproduksi di India, Malaysia mengalami perkembangan pesat di zaman mahathir Muhammad, kecepatan pembangunan infrastructure dan system melebihi kecepatan manusianya untuk membangun, sehingga disetiap segmen masih banyak didominasi warga asing, Malaysia mencatat setiap tahun lebih kurang 7 juta (Rp. 21 Miliar) ringgit[4] di transfer ke berbagai dunia.
Tingkat kemampuan dan penerapan IT dimalaysia jauh melampaui Indonesia, hampir semua segment menggunakan IT dan pendeteksian man usia juga menggunakan IT. Identity Card atau sama dengan KTP dimalaysia sudah seperti ATM, dilengkapi dengan microchip dan scan sidik jari jempol kanan. Jadi kalau mereka mau berobat cukup menjulurkan jempol kanan saja sudah cukup atau kalau tidak bias maka dapat dengan menggunakan alat pemidai yang sudah disediakan.
Dengan demikian maka semua aktifitas, record penyakit ada dalam satu kartu dan dapat dideteksi oleh semua computer yang terhubung dengan jaringan kerajaan dan web site mereka dalam satu payung besar WWW. …….gov.my.
Penerapan tegnologi terkini terbukti memberikan manfaat dan kemudahan bagi semua pihak, investasi yang besar berbuah nikmat.
Kapankah Indonesia akan seperti Malaysia yang pada tahun 70 an – 90 an masih sangat sering kuliah, study banding dan field trip ke Indonesia?? Yang terjadi sekarang adalah terbalik banyak pejabat, guru, mahasiswa dan pelajar yang berduyung2 study banding ke Malaysia. Ada apa??[5]
Pemerintahan yang bersih adalah kunci keberhasilan dan ditopang dengan dukungan masyarakat.
Tulisan ini sebenarnya hanyalah sebuah catatan perjalanan hidup seorang TKI. Insyaallah akan dilanjutkan dengan episode atau babak yang lain.
[1] Secara umum paramedic disini melihat warga Indonesia dengan sebelah mata, sehingga perlakuan kasar pun sering dialami, tetapi untungnya setelah mereka melihat passport dan buku catatan Istri kami mereka langsung berubah, karena Istri kami sarjana Pertanian dan dalam passport kami tercatat dalam work permit dan visa adalah sebagai Expartriate. Pada umumnya karena mereka masih kurang berpendidikan, maka mereka melihat seorang perempuan kalau sarjana sebuah hal yang langka dan jarang. Untuk tambahan informasi, di Bintulu dokter yang asli Dayak Iban baru 2 orang saja yang kami kenal / ketahui.
[2] Disini kami harus mengambil nomor antrian yang keluar secara otomatik setelah menekan sebuah tombol. Dan semua aktifitas di lingkungan kerajaan (yang berbasis penyediaan jasa seperti kantor pos, kantor catatan sipil, dll) pasti menggunakan nomor antrian dan kita tidak akan bias yang namanya menyalip orang yang sudah lebih dahulu antri.
[3] Untuk warga Negara Malaysia, mereka membayar sangat sedikit atau dapat juga tidak membayar sama sekali walaupun sudah menjalani opersi besar dan memerlukan obat yang banyak, cukup dengan mendatangkan penghulu kampong atau kepala kampong dan membuat atau mengisi borang / formulir untuk pembebasan biaya berobat. Subsidi Negara sangat besar sekali untuk bidang kesehatan ini.
[4] Termasuk TKI yang secara regular mengirimkan uangnya ke Indonesia, dan sebetulnya pihak kerajaan sudah mulai resah sebab, terlalu banyak yang mengalir keluar negara.
[5] Terutama dari Kalimantan Barat, banyak pelajar, guru, PNS, anggota Dewan, Bupati/Walikota, Gubernur yang membuat kegiatan dengan judul Study Tour ke Kuching atau wilayah lain di Malaysia.
16 comments:
wuih nice artikel mas...
baru tau om kalo ada juga tenaga terdidik di malaysia sana. kirain TKI itu hanya identik dengan tenaga kasar.
semoga tulisan ini bisa bikin mata orang2 sana tersadar yah. :D
Allhamdulillah tamat juga bacanya :) jadi tau sedikit kehidupan disana
Setau saya TKI itu memang beragam profesi, mulai asisten RT smpe tenaga skilled dlm bidang tertentu #pengalaman pernah di tawari soale...
Oia, sekalian menghantarkan award semoga berkenan untuk menerimanya http://kidungkinanthi.blogspot.com/2012/01/award-berantai-your-blog-makes-us-smile_03.html
busyyet, serba IT ya sob disana...
berarti pinter2 donk..
tapi menurutku seenak2nya kerja diluar negri msh enak dirumah sendiri sob, dinegri sendiri.
oya, ada award spesial utkmu sobat, mohon diambil ya..
Hmm... spertinya kalo jadi perawat di Malaysia, gampang diterima ya... Kan keterbatasan tenaga gitu :D
salah satu yang bikin salut diriku tentang malaysia adalah mereka tidak begitu mengutamakan penampilan dalam memilih pekerjanya. terbukti sering sekali aku melihat di resto cepat saji seperti KFC, MC D dan lainnya yang pegawainya sudah tua-tua. lain banget sama d negara kita, yang lebih memilih pegawai yang cantik, putih, tinggi, seksi lagi. dari sini aja kita sudah bisa melihat perbedaan yang nyata
Kalo pemerintah dan rakyat kita gak lekas sadar, makin lama kita akan semakin tertinggal dari malaysia ya..
oh, jadi disana itu lebih disiplin yaaa?? :D
wah jadi tahu kehidupan di malaysia..
hmmm... kapan ya indonesia menjadi lebih baik?
jadi pelajaran juga bwt saya, thanks, XD
Test..test
Speechless...
Setiap kali ada olimpiade fisika, indonesia mesti memborong emas..
Dulu waktu jaman majapahit, wilayah kekuasaan kita nyaris sampai indihe..
Adik-adik kita yang sekolah SMK pun sudah bisa merakit mobil, pesawat dan mesin hebat lainnya..
Pembuat animasi kartun terkenal pun ternyata yang buat orang indonesia..
See??
Indonesia sebenarnya bangsa yang cerdas, potensial dan hebat...
Sedang menantikan sosok pemimpin yang punya integritas dan karakter. It must be something wrong jika sampai ada yang memandang sebelah mata ke bangsa kita.
Mungkin tahun 2014 akan menjadi babak yang baru bagi bangsa kita, sama seperti indonesia di tahun 1998, kita berada dipersimpangan jalan untuk menentukan siapa yang akan menjadi pemimpin. Kalo tahun 1998 pada banyak yang meninggalkan ina, tapi tahun 2014 kebalikannya pada pulang ke tanah air... Yah semoga.
Haloo semua,
Telah dibuka Sunway Medical Centre rep Office Indonesia,
Sunway Medical Centre , merupakan RS. swasta terbaik di Malaysia yang terakreditasi secara Internasional dari ACHS , berlokasi di Bandar Sunway Kuala Lumpur , memiliki 361 tempat tidur dan 170 klinik spesialisasi . Dari berbagai macam spesialisasi Sunmed memiliki 5 Spesialisasi unggulan diantara nya :
1. Spesialisasi Tulang
2. Spesialisasi Jantung
3. Spesialisasi Syaraf dan Bedah Syaraf
4. Spesialisasi Mata
5. Spesialisasi Pencernaan
Kini anda dapat mendapatkan informasi lebih melalui Kantor informasi Kami di Indonesia
- Informasi rumah sakit , second opinion , estimasi biaya dan lama perawatan
- Booking appointment
- Pengaturan akomodasi dan transportasi dan lain lain
silahkan mengubungi kantor kami:
Jln. TB Simatupang 18C , Lantai 12
Jakarta Selatan 12430, Indonesia
Phone : 021-30497306
Fax : 021-30497307
HP : +628118161486
Email : nugrahabr@sunway.com.my
www.sunwaymedical.com
semoga bisa membantu
terimakasih
Thx infonya
Assalamu alaikum warohmatullahi wabarakatu.
Saya ingin berbagi cerita siapa tau bermanfaat kepada anda bahwa saya ini seorang TKI dari johor bahru (malaysia) dan secara tidak sengaja saya buka internet dan saya melihat komentar mbak marisa yg dari hongkong tentan ABAH ABDUL SALAM yg telah membantu dia menjadi sukses dan akhirnya saya juga mencoba menghubungi beliau dan alhamdulillah beliau mau membantu saya untuk memberikan nomer toto 6D dr hasil ritual beliau. dan alhamdulillah itu betul-betul terbukti tembus dan menang RM.457.000 Ringgit selama 3X putaran beliau membantu saya, saya tidak menyanka kalau saya sudah bisa sesukses ini dan ini semua berkat bantuan ABAH ABDUL SALAM,saya yang dulunya bukan siapa-siapa bahkan saya juga selalu dihina orang dan alhamdulillah kini sekaran saya sudah punya segalanya,itu semua atas bantuan beliau.Saya sangat berterimakasih banyak kepada beliau atas bantuan nomer togel Nya. Bagi anda yg butuh nomer togel mulai (3D/4D/5D/6D) dan beliau juga bisa membantu lewat uang goib, pelet dan pelaris usaha, jangan ragu atau maluh segera hubungi ABAH ABDUL SALAM di hendpone (+6285298892338) & (085298892338) atau kunjungi webs beliau di http://cara-hidup-sukses8.blogspot.com insya allah beliau akan membantu anda seperti saya dan semoga dengan adanya pesan singkat ini bisa bermanfaat kepada semuanya terima kasih...
Kirim Komentar » Blogger Comment Form