Jeng Soes, kemana ajah baru nongol lagee? Hadoh hadoh hadoh, perasaan minggu ini hectic banget dah! Mulai dari tetangga yang kena musibah (lakinya meninggal di dalam mobil, baru ditemuin 2 hari kemudian), seorang teman yang dateng nangis2 darah dan curhat tentang lakinya udah lama ga pulang dan kasih nafkah lahir batin, laki gw yang kejar tayang dinas luar terus2an [plizz deh Yah Bunda kan jablay!!], ngurusin rumah dan anak tercinta, ampe pening mikirin bisnis gw yang jalannya tersendat2 gara2 orang yang ngejualin barang2 dagangan dah 5 bulan kaga nyetor. So mangap yah Temans kalo gw dah lama kaga berkunjung ke blog ente2 semua.
Baiklah, kembali ke laptop. Gw akan mencoba fokus pada tujuan penulisan kali ini. Ada beberapa Temans yang bertanya di blog keluargazulfadhli, pada saat komen, mengenai banyak hal. Apa ini, apa itu. Mengapa bisa begitu, mengapa bisa begini. Ok lah, daripada Temans penasaran, kali ini di segmen “Situ Bertanya, Sini Menjawab, DJ Susan akan memberikan jawaban yang tepat, jelas, dan tidak berlete2 (baca: bertele2), pada pertanyaan2 yang dilontarkan.
Pertanyaan No.1
Penanya → nama di KTP = Muhammad Rosyid; nama beken = Jazz Muhammad [kenapa bukan Java Jazz Festival, ato Jazz Go To Campuss, Syid??]
Pertanyaan → “Gimana ceritanya bisa ampe nyasar ke M’sia?” Sepertinya Bung Ocid [kalo ini nama kesayangan dari Zahia buat Beliau] bertanya asal muasal laki gw ampe bisa kerja disini. Bukan begituh Om inti pertanyaanmyu? Kalo gw salah nangkep plizz dikoreksi yah.
Jawaban :
Ceritanya panjang. Tapi gw akan mencoba menjelaskan sejelas2nya, dalam tempo yang sesingkat2nya [proklamasi kalee]. Dulu, sekitar bulan April 2008, pas gw dan Abang masih kerja di Kaltim, gw ngeliat di jobstreet.com ada lowongan kerja di suatu perusahaan forestry di M’sia, untuk posisi Forester. Kualifikasi yang diminta adalah sarjana kehutanan / pertanian yang telah bekerja selama 10 taun. Bermodalkan nekad dan motto hidup ‘maju terus pantang mundur kaya undur2’, gw pun memasukkan CV Abang ke alamat email yang tercantum. Yah, kami seh nothing to lose ajah, meskipun sadar banget kemungkinannya tipis, sebab pengalaman Abang bekerja baru setengah taun dari yang diminta. 1 bulan kemudian, ada balasan dari Mr. F, yang belakangan kami ketahui bahwa Beliau adalah GM. Beliau bilang perusahaan sedang mencari orang untuk posisi Quality Control, dan Beliau tertarik ketika membaca pada CV Abang ada pengalaman di bidang QC. Maka dari itu Beliau menawarkan posisi tersebut kepada Abang. Email2 selanjutnya penuh dengan pertanyaan dan jawaban yang dilemparkan oleh kedua belah pihak, sekaligus Beliau memberikan penawaran mengenai gaji, benefit, dan detail pekerjaan. Akhirnya, terjadilah komunikasi yang intensif antara Abang via gw dan Mr. GM [coz gw di HO dimana jaringan internetnya lancar jaya, dan Abang di Estate / camp yang mana internetnya seringkali dalam keadaan mati segan hidup tak mau]. Alhamdulillah, pada bulan Agustus terjadi kesepakatan antara kedua belah pihak, ditandai dengan dikirimnya kontrak kerja kepada Abang. Kami pun berangkat ke Miri pada tanggal 14 Agustus 2008, dari Singkawang. Agak2 amaze juga sebenernya karena sama sekali ga ada proses interview dll. Bener2 rezeki Zahia deh [saat itu gw lagi bunting].
Secara singkat, berikut adalah tips mencari kerja di luar negeri :
1. Siapkan CV yang bagus dan menarik untuk dipelajari [mohon masukkannya juga dari Temans yang berpengalaman dalam membuat CV secara baik dan benar dan sesuai UUD’45]. CV biasanya terdiri dari :
- Data pribadi. Cantumkan yang penting2 ajah seperti nama lengkap, tempat tanggal lahir, background pendidikan plus IPK, status (udah merid ato masih jomblo, punya anak berapa), kemampuan yang dimiliki (misalnya menguasai 11 bahasa asing, menguasai seluruh program komputer). Yang aneh2 kaga usah dicantumin, misalnya tinggi & berat badan [kecuali ngelamar jadi model ato kuli panggul], golongan darah [yakinlah perusahaan mencari pegawai, bukan donor darah], ukuran sarung [lo pikir mo Lebaran apa?]. Untuk poto juga kaga usah terlalu narsis dengan masang poto ukuran postcard.
- Pengalaman organisasi, training2, seminar2, dan kursus2 yang pernah diikuti, cukup semenjak jaman kuliah, ga usah mulai dari TK. Masukkan pengalaman yang memiliki benang merah dengan posisi yang diincar. Jangan ngelamar jadi accounting terus masukkin pengalaman waktu ikutan kursus bikin kue di Bogasari. Pling doss (baca: pliss dong)!!
- Pengalaman kerja. Start dari kapan ampe kapan, posisinya sebagai apa, dimana, detail pekerjaan secara singkat, nama dan jabatan atasan, jumlah anak buah yang bertanggung jawab kepada kita [jika ada]. Mulailah dari pekerjaan yang sekarang masih digeluti, ampe yang paling awal.
- Referensi. Bisa mencantumkan nama bos kita di masa lampau, ato orang2 lainnya yang sekiranya dapat memberikan referensi bagus mengenai kualitas kerja kita. Cantumkan nama lengkap Sang Pemberi Referensi, saat ini Beliau bekerja dimana, jabatannya apa, nomor telepon, dan alamat email.
2. Mencari lowongan yang sesuai dengan latar belakang pendidikan dan pekerjaan sebelumnya. Sesuaikan dengan kapasitas diri. Jangan fresh graduate berojolan pertanian ngelamar sebagai manager keuangan di perusahaan farmasi. Biasanya website favorit gw dan Abang dalam hunting lowongan kerja adalah: jobstreet & fridayoffcuts [yang ini info lowongan kerja untuk bidang Forestry di Australia dan NZ].
3. Setelah mendapat respon positif dari perusahaan yang kita lamar, langsung cari info mengenai perusahaan tersebut, untuk mengetahui seberapa bonafid perusahaan tersebut, apa saja bisnis unitnya, silsilah perusahaan, dll. Kadang langkah ini bisa juga diambil pada saat lagi searching, jadi bisa diputuskan apakah kita jadi melamar ke perusahaan itu ato ga. Info ini juga berguna semisalnya ada interview trus si interviewer berniat mengorek sejauh apa lo mengenali perusahaan.
4. Jika sudah berkontak2an dengan perusahaan, sebaiknya tanyakan segala sesuatunya dengan detail, sampe ke hal yang kita anggap remeh-temeh. Gapapa ko dibilang cerewet, soalnya pening bo jikalau terjadi sesuatu hal yang ga diinginkan ato merugikan gara2 kedodolan kita lupa bertanya sesat di pasar. Contoh pertanyaan penting :
- Status yang didapat. Jika sudah berkeluarga pastikan mendapat Family Status, sehingga anak dan istri tercover oleh perusahaan mulai dari tiket cuti, biaya kesehatan, dll. Karena banyak teman2 sekantor Abang yang dari Phillipine, meskipun udah berkeluarga, dapetnya Single Status. Hal ini terjadi dikarenakan mereka kurang teliti [ato kaga paham?] pada saat signed kontrak. Kalo udah gituh repot jadinya. Istri dan anak jika berkunjung kudu biaya sendiri. Oya, awalnya kami juga ga ngeh dengan Single Status dan Family Status, tapi Nyokap ngasih tau karena Beliau kebetulan ngurusin kaya beginian.
- Siapa yang menanggung tax dan levy, berapa besarannya. FYI, Abang kena tax untuk 6 bulan pertama 28 % per bulan [ditanggung oleh pekerja boooooo, nangis darah gw! Bener2 peraturan kerajaan yang kejam!], abis itu setelah 6 bulan yang menyesakkan dada dan bikin menteri keuangan kena bengek akut, tax-nya menjadi 300 RM per bulan. Levy ditanggung perusahaan.
- Kontrak kerja per berapa tahun.
- Jaminan kesehatan kaya gimana, berapa limitnya, sistem asuransi ato reimburse.
- Perumahan kaya gimana. Jangan ampe harus ngontrak rumah sendiri tapi ga dikasih Housing Allowance dari perusahaan.
- Visa, baik visa pekerja, maupun visa anak istri. Kalo di tempat Abang, visa pekerja ditanggung company, kalo visa gw dan Zahia nanggung sendiri. Ini berlaku untuk seluruh ekspat lainnya yang ada di perusahaan ini [kaga tau dah kalo di perusahaan lain].
5. Jika sudah deal, pastikan dokumen2 penting dan segala sesuatu menyangkut pemberangkatan siap semua. Passport, kontrak kerja (karena di imigrasi akan diminta bukti bahwa lo memang berangkat ke M’sia udah ada perusahaan yang siap menampung), tiket (apakah beli sendiri dulu baru tar diganti perusahaan, ato perusahaan yang langsung membelikannya), duit Ringgit. Jangan pernah nuker duit di airport karena nilau tukarnya jauuuuuhhhhh lebih mahal dibandingkan jika kita menukarnya di Indonesia. Untuk working permitt dan bank account biasanya diurus setelah pekerja datang ke M’sia. Ini berdasarkan pengalaman Abang dan temen2nya loh.
Kumaha Syid, udah jelas belom jawaban dari gw? Kalo belom yuks mari bagian mana yang masih kaga mudeng ditanyain ajah. Oya, nanti kalo ada tambahan dari Abang gw akan masukkin kesini. Sekarang mah laki ekye tercinta lagi dinas ke Lawas, pulang hari Minggu.
Pertanyaan No.2
Penanya → Teh Vera yang baru pulang melancong dari KL tapi sayangnya kaga mampir ke Miri ketemu Bunda Zahia yang manis dan Zahia yang cuantiks, dan Mba Aishi Lely yang memiliki ‘black magic’, ternyata punya pertanyaan yang sama.
Pertanyaan → “Misua kerja dimana? Di Shell yah?” [yang terakhir tambahan dari Teh Vera]
Jawaban :
Sayang beribu sayang laki gw sarjana kehutanan, bukan perminyakan. Kalo Shell meluaskan sayap bisnisnya dengan buka kebun mungkin Abang akan mencoba ngelamar. Tapi Shell sekarang masih konsen di minyak, so apa boleh buat niat mulia Ayah Zahia belum bisa dilaksanakan. Abang saat ini bekerja di suatu perusahaan forestry, kalo di Indonesia terkenal dengan HTI (Hutan Tanaman Industri). Intinya menanam pohon2 yang 5-6 taun kemudian dapat diambil kayunya untuk dijadikan furniture, papan, chips, dll.
Pertanyaan No.3
Penanya → Mba Aishi Lely lagi
Pertanyaan → “Dirimyu kerja dimana Bun, ko masuk mblesuk2 ke hutan?”
Jawaban :
Dulu, gw bekerja pada suatu perusahaan forestry (Hutan Tanaman Industri) di Kalimantan Timur, sebagai Planning Asisten. Tugas gw, mengumpulkan laporan dari 3 Estate / camp, lalu menganalisisnya dan membuat semua laporan menjadi satu kesatuan, sebelum akhirnya diberikan kepada petinggi2 perusahaan yang standby di Balikpapan, Riau, ampe Kuala Lumpur. Jika ada yang aneh dari laporan, maka gw turun langsung ke lapangan untuk mengecek apakah benar kondisi tanaman sesuai dengan yang dilaporkan. Kalopun laporan ok2 ajah, biasanya bos gw yang orang New Zaeland hobi banget ngajakin gw ke block untuk melakukan pengecekan secara random. Blocknya bukan di tengah2 mall, tapi terdapat di dalam hutan. Hamil 3 bulan, gw masih juga keluar masuk hutan, ampe orang2 kantor ngewanti2 : “Awas San tar lo jatoh kesandung kayu”, ato “Ya ampyun San, minta izin gih kaga usah masuk ke block dulu, takut keguguran tu baby karena lo bawa jalan berkilo2”, ato “Ati2 San tar kesambet setan”. Yeileh, ada2 ajah, setan mah kaga di dalem hutan doang gentayangannya. Tapi ada juga hikmahnya gw masuk2 ke rimba belantara, soalnya ternyata dapet jodohnya yah disono [untung gw kaga dapet jodoh orang hutan! Ngeri pisan bulunya gondrong!].
Pertanyaan No.4
Penanya → Rosyid lagee. Gile lo Syid, nanya tuh hobi ato doyan??
Pertanyaan → “Apakah di M’sia (baca: Sarawak) banyak banci? Soalnya ko Teteh ngomongnya sering banget pake bahasa2 banci seperti lambreta bambang, ekye, dll??”
Jawaban :
Bujug dah Syid, lo nanyanya aneh2 ajah. Gw, sejujurnya belom pernah ngadain survey untuk mengetahui berapa kelimpahan orang2 yang berada di persimpangan jalan (baca: banci) di Miri ato Bintulu, sehingga gw kaga bisa bilang banyak ato sedikit ato sedang2 ajah. Tapi Syid, sebenernya sama sekali kaga ada korelasi yang berbanding lurus antara banyak banci dengan gaya bicara seseorang. Gw dari sononya kaya begini, wanita manis yang sangat jenius dan santun meskipun saat berbicara ato menulis 80% menggunakan bahasa preman. Seinget gw, palingan waktu nulis skripsi, jawab soal2 ujian, dan menulis proposal untuk PIMNAS ajah yang menggunakan bahasa manusia normal dengan tingkat intelektualitas tinggi. Eh tapi tau ga seh lo, penah sekali pas ujian Nematoda yang soalnya secara mendadak bisa bikin mencret2 mahasiswa, gw jawab di lembar jawaban macam ini “Maapkan saya Pak Dosen. Saya lupa jawabannya. Tapi yang pasti, kalo Bapak buka diktat halaman sekian, Bapak pasti bisa menemukan jawaban yang betulnya”. Hahahaha, ga heran berkat surat cinta gw itu gw dapet nlai C untuk mata kuliah Nematoda yang sangat gw cintai sampe ke ubun2. Heran beribu heran, ko gw bisa hapal nomor halamannya daripada isi yang terkandung di dalamnya?? Ckkkk …. ckkkkk …. Sungguh luar biasa daya hafalan gw!
Back to the topic, sebenernya setiap orang memiliki gaya bicara dan gaya penulisan yang berbeda2. Ada yang suka menulis dengan formal menggunakan Bahasa Indonesia sesuai Ejaan Yang Telah Disempurnakan, ada yang hobi berpantun, ada yang pandai menulis dengan bahasa2 puitis nan indah, ada juga yang kacrut kaya gw. Apapun itu, asalkan masih dalam koridor2 kesopanan, menurut gw seh ok2 ajah. Lagian entah kenapa dengan membaca tulisan seseorang gw jadi bisa menebak orang tersebut gimana sifatnya, walopun kalo ketemu belum tentu juga tebakan gw benar.
Satu lagi Syid, lo kalo nyebut Banci di M’sia ini artinya sensus. Tar deh gw poto baligho segede bagong yang bertuliskan “Banci Penduduk 2010”, artinya sensus penduduk 2010.
Pertanyaan No.5
Penanya → Mba Herien, Bundanya Shishil yang seneng berbisnis MLM
Pertanyaan → “Asal Jeng Soes dari Pandeglang kah?”. Singkatnya seperti itulah pertanyaan Beliau. Ini terlontar setelah membaca postingan gw yang menyebut akan roadshow pada mudik Lebaran taun ini ke Jakarta, Cilegon, Pandeglang, Bekasi, Bogor, Bandung, Singkawang, dan Potianak.
Jawaban :
Pertanyaan ‘where do u come from’ adalah pertanyaan yang sangat sulit gw jawab. Tingkat kesulitannya melebihi kuis ketok mengenai Ordo Homoptera, jaman kuliah dulu. Kakek gw orang Jawa [jangan tanya Jawanya dimana, gw ga mudeng], lahir di Jakarta. Nenek dari Kebumen kalo kaga salah, gede di Bandung. Karena Kakek tentara yang dioper kesana-kemari, alhasil Nyokap gw lahir di Makassar. Bokap gw orang Phillipine. Ortu gw, setelah merid, stay di Cilegon karena kerja disana. Gw sendiri lahir di Serang. Dengan gado2 yang sangat membingungkan tersebut, untuk mempermudah jika ada orang yang bertanya asal gw dari mana, gw akan jawab dari Bandung. Kenapa? Karena Nenek lama berdomisili di Bandung. Karena Nyokap gede di Bandung. Karena gw SMA di Bandung. Karena gw sendiri juga bingung. Maka melalui keputusan yang diambil secara sepihak, gw mendeklarasikan bahwa gw adalah orang Sunda. Walopun orang2 banyak yang protes katanya mana ada orang Sunda item [temen2 yang bilang gw item udah pernah merasakan jurus sakti gw, sehingga akhirnya mereka menambahkan embel2 manis di belakang kata item supaya aman dari serangan gw yang membabi-rusa, bukan babi-buta. Kasian bo udah babi, buta pula! GA PENTING BANGET SEH SAN BUAT DIBAHAS!!!!!]. Lucunya lagi, waktu sebelum merid Abang nanya kaya gini:
Abang : “Neng, tar mo pake adat apa?” [Neng tuh panggilan kesayangan buat gw]
Neng manis : “Adat Sunda dunks”
Abang : “Emang siapa yang orang Sunda?”
Neng manis : (nyubit si Abang ampe di tangannya muncul tattoo abstrak warna biru keunguan)
Abang : “Yah udahlah gpp ngaku2 daripada dibilang ga beradat”
Neng manis : (menambahkan tattoo ke tangan Abang yang satunya lgi)
Ampe sekarang, untuk mempermudah urusan, gw akan mengaku bahwa gw adalah orang Indonesia suku Sunda. Ada yang mo protes?!?!
Demikianlah sodara2 sebangsa setanah air, jawaban dari dalam lubuk hati gw terdalam. Semoga Temans, apalagi yang bertanya, merasa puas dengan apa yang gw sampaikan. Otreh deh, gw mo masak dulu yah. Dags dags semuanya. Have a nice day.
Baiklah, kembali ke laptop. Gw akan mencoba fokus pada tujuan penulisan kali ini. Ada beberapa Temans yang bertanya di blog keluargazulfadhli, pada saat komen, mengenai banyak hal. Apa ini, apa itu. Mengapa bisa begitu, mengapa bisa begini. Ok lah, daripada Temans penasaran, kali ini di segmen “Situ Bertanya, Sini Menjawab, DJ Susan akan memberikan jawaban yang tepat, jelas, dan tidak berlete2 (baca: bertele2), pada pertanyaan2 yang dilontarkan.
Pertanyaan No.1
Penanya → nama di KTP = Muhammad Rosyid; nama beken = Jazz Muhammad [kenapa bukan Java Jazz Festival, ato Jazz Go To Campuss, Syid??]
Pertanyaan → “Gimana ceritanya bisa ampe nyasar ke M’sia?” Sepertinya Bung Ocid [kalo ini nama kesayangan dari Zahia buat Beliau] bertanya asal muasal laki gw ampe bisa kerja disini. Bukan begituh Om inti pertanyaanmyu? Kalo gw salah nangkep plizz dikoreksi yah.
Jawaban :
Ceritanya panjang. Tapi gw akan mencoba menjelaskan sejelas2nya, dalam tempo yang sesingkat2nya [proklamasi kalee]. Dulu, sekitar bulan April 2008, pas gw dan Abang masih kerja di Kaltim, gw ngeliat di jobstreet.com ada lowongan kerja di suatu perusahaan forestry di M’sia, untuk posisi Forester. Kualifikasi yang diminta adalah sarjana kehutanan / pertanian yang telah bekerja selama 10 taun. Bermodalkan nekad dan motto hidup ‘maju terus pantang mundur kaya undur2’, gw pun memasukkan CV Abang ke alamat email yang tercantum. Yah, kami seh nothing to lose ajah, meskipun sadar banget kemungkinannya tipis, sebab pengalaman Abang bekerja baru setengah taun dari yang diminta. 1 bulan kemudian, ada balasan dari Mr. F, yang belakangan kami ketahui bahwa Beliau adalah GM. Beliau bilang perusahaan sedang mencari orang untuk posisi Quality Control, dan Beliau tertarik ketika membaca pada CV Abang ada pengalaman di bidang QC. Maka dari itu Beliau menawarkan posisi tersebut kepada Abang. Email2 selanjutnya penuh dengan pertanyaan dan jawaban yang dilemparkan oleh kedua belah pihak, sekaligus Beliau memberikan penawaran mengenai gaji, benefit, dan detail pekerjaan. Akhirnya, terjadilah komunikasi yang intensif antara Abang via gw dan Mr. GM [coz gw di HO dimana jaringan internetnya lancar jaya, dan Abang di Estate / camp yang mana internetnya seringkali dalam keadaan mati segan hidup tak mau]. Alhamdulillah, pada bulan Agustus terjadi kesepakatan antara kedua belah pihak, ditandai dengan dikirimnya kontrak kerja kepada Abang. Kami pun berangkat ke Miri pada tanggal 14 Agustus 2008, dari Singkawang. Agak2 amaze juga sebenernya karena sama sekali ga ada proses interview dll. Bener2 rezeki Zahia deh [saat itu gw lagi bunting].
Secara singkat, berikut adalah tips mencari kerja di luar negeri :
1. Siapkan CV yang bagus dan menarik untuk dipelajari [mohon masukkannya juga dari Temans yang berpengalaman dalam membuat CV secara baik dan benar dan sesuai UUD’45]. CV biasanya terdiri dari :
- Data pribadi. Cantumkan yang penting2 ajah seperti nama lengkap, tempat tanggal lahir, background pendidikan plus IPK, status (udah merid ato masih jomblo, punya anak berapa), kemampuan yang dimiliki (misalnya menguasai 11 bahasa asing, menguasai seluruh program komputer). Yang aneh2 kaga usah dicantumin, misalnya tinggi & berat badan [kecuali ngelamar jadi model ato kuli panggul], golongan darah [yakinlah perusahaan mencari pegawai, bukan donor darah], ukuran sarung [lo pikir mo Lebaran apa?]. Untuk poto juga kaga usah terlalu narsis dengan masang poto ukuran postcard.
- Pengalaman organisasi, training2, seminar2, dan kursus2 yang pernah diikuti, cukup semenjak jaman kuliah, ga usah mulai dari TK. Masukkan pengalaman yang memiliki benang merah dengan posisi yang diincar. Jangan ngelamar jadi accounting terus masukkin pengalaman waktu ikutan kursus bikin kue di Bogasari. Pling doss (baca: pliss dong)!!
- Pengalaman kerja. Start dari kapan ampe kapan, posisinya sebagai apa, dimana, detail pekerjaan secara singkat, nama dan jabatan atasan, jumlah anak buah yang bertanggung jawab kepada kita [jika ada]. Mulailah dari pekerjaan yang sekarang masih digeluti, ampe yang paling awal.
- Referensi. Bisa mencantumkan nama bos kita di masa lampau, ato orang2 lainnya yang sekiranya dapat memberikan referensi bagus mengenai kualitas kerja kita. Cantumkan nama lengkap Sang Pemberi Referensi, saat ini Beliau bekerja dimana, jabatannya apa, nomor telepon, dan alamat email.
2. Mencari lowongan yang sesuai dengan latar belakang pendidikan dan pekerjaan sebelumnya. Sesuaikan dengan kapasitas diri. Jangan fresh graduate berojolan pertanian ngelamar sebagai manager keuangan di perusahaan farmasi. Biasanya website favorit gw dan Abang dalam hunting lowongan kerja adalah: jobstreet & fridayoffcuts [yang ini info lowongan kerja untuk bidang Forestry di Australia dan NZ].
3. Setelah mendapat respon positif dari perusahaan yang kita lamar, langsung cari info mengenai perusahaan tersebut, untuk mengetahui seberapa bonafid perusahaan tersebut, apa saja bisnis unitnya, silsilah perusahaan, dll. Kadang langkah ini bisa juga diambil pada saat lagi searching, jadi bisa diputuskan apakah kita jadi melamar ke perusahaan itu ato ga. Info ini juga berguna semisalnya ada interview trus si interviewer berniat mengorek sejauh apa lo mengenali perusahaan.
4. Jika sudah berkontak2an dengan perusahaan, sebaiknya tanyakan segala sesuatunya dengan detail, sampe ke hal yang kita anggap remeh-temeh. Gapapa ko dibilang cerewet, soalnya pening bo jikalau terjadi sesuatu hal yang ga diinginkan ato merugikan gara2 kedodolan kita lupa bertanya sesat di pasar. Contoh pertanyaan penting :
- Status yang didapat. Jika sudah berkeluarga pastikan mendapat Family Status, sehingga anak dan istri tercover oleh perusahaan mulai dari tiket cuti, biaya kesehatan, dll. Karena banyak teman2 sekantor Abang yang dari Phillipine, meskipun udah berkeluarga, dapetnya Single Status. Hal ini terjadi dikarenakan mereka kurang teliti [ato kaga paham?] pada saat signed kontrak. Kalo udah gituh repot jadinya. Istri dan anak jika berkunjung kudu biaya sendiri. Oya, awalnya kami juga ga ngeh dengan Single Status dan Family Status, tapi Nyokap ngasih tau karena Beliau kebetulan ngurusin kaya beginian.
- Siapa yang menanggung tax dan levy, berapa besarannya. FYI, Abang kena tax untuk 6 bulan pertama 28 % per bulan [ditanggung oleh pekerja boooooo, nangis darah gw! Bener2 peraturan kerajaan yang kejam!], abis itu setelah 6 bulan yang menyesakkan dada dan bikin menteri keuangan kena bengek akut, tax-nya menjadi 300 RM per bulan. Levy ditanggung perusahaan.
- Kontrak kerja per berapa tahun.
- Jaminan kesehatan kaya gimana, berapa limitnya, sistem asuransi ato reimburse.
- Perumahan kaya gimana. Jangan ampe harus ngontrak rumah sendiri tapi ga dikasih Housing Allowance dari perusahaan.
- Visa, baik visa pekerja, maupun visa anak istri. Kalo di tempat Abang, visa pekerja ditanggung company, kalo visa gw dan Zahia nanggung sendiri. Ini berlaku untuk seluruh ekspat lainnya yang ada di perusahaan ini [kaga tau dah kalo di perusahaan lain].
5. Jika sudah deal, pastikan dokumen2 penting dan segala sesuatu menyangkut pemberangkatan siap semua. Passport, kontrak kerja (karena di imigrasi akan diminta bukti bahwa lo memang berangkat ke M’sia udah ada perusahaan yang siap menampung), tiket (apakah beli sendiri dulu baru tar diganti perusahaan, ato perusahaan yang langsung membelikannya), duit Ringgit. Jangan pernah nuker duit di airport karena nilau tukarnya jauuuuuhhhhh lebih mahal dibandingkan jika kita menukarnya di Indonesia. Untuk working permitt dan bank account biasanya diurus setelah pekerja datang ke M’sia. Ini berdasarkan pengalaman Abang dan temen2nya loh.
Kumaha Syid, udah jelas belom jawaban dari gw? Kalo belom yuks mari bagian mana yang masih kaga mudeng ditanyain ajah. Oya, nanti kalo ada tambahan dari Abang gw akan masukkin kesini. Sekarang mah laki ekye tercinta lagi dinas ke Lawas, pulang hari Minggu.
Pertanyaan No.2
Penanya → Teh Vera yang baru pulang melancong dari KL tapi sayangnya kaga mampir ke Miri ketemu Bunda Zahia yang manis dan Zahia yang cuantiks, dan Mba Aishi Lely yang memiliki ‘black magic’, ternyata punya pertanyaan yang sama.
Pertanyaan → “Misua kerja dimana? Di Shell yah?” [yang terakhir tambahan dari Teh Vera]
Jawaban :
Sayang beribu sayang laki gw sarjana kehutanan, bukan perminyakan. Kalo Shell meluaskan sayap bisnisnya dengan buka kebun mungkin Abang akan mencoba ngelamar. Tapi Shell sekarang masih konsen di minyak, so apa boleh buat niat mulia Ayah Zahia belum bisa dilaksanakan. Abang saat ini bekerja di suatu perusahaan forestry, kalo di Indonesia terkenal dengan HTI (Hutan Tanaman Industri). Intinya menanam pohon2 yang 5-6 taun kemudian dapat diambil kayunya untuk dijadikan furniture, papan, chips, dll.
Pertanyaan No.3
Penanya → Mba Aishi Lely lagi
Pertanyaan → “Dirimyu kerja dimana Bun, ko masuk mblesuk2 ke hutan?”
Jawaban :
Dulu, gw bekerja pada suatu perusahaan forestry (Hutan Tanaman Industri) di Kalimantan Timur, sebagai Planning Asisten. Tugas gw, mengumpulkan laporan dari 3 Estate / camp, lalu menganalisisnya dan membuat semua laporan menjadi satu kesatuan, sebelum akhirnya diberikan kepada petinggi2 perusahaan yang standby di Balikpapan, Riau, ampe Kuala Lumpur. Jika ada yang aneh dari laporan, maka gw turun langsung ke lapangan untuk mengecek apakah benar kondisi tanaman sesuai dengan yang dilaporkan. Kalopun laporan ok2 ajah, biasanya bos gw yang orang New Zaeland hobi banget ngajakin gw ke block untuk melakukan pengecekan secara random. Blocknya bukan di tengah2 mall, tapi terdapat di dalam hutan. Hamil 3 bulan, gw masih juga keluar masuk hutan, ampe orang2 kantor ngewanti2 : “Awas San tar lo jatoh kesandung kayu”, ato “Ya ampyun San, minta izin gih kaga usah masuk ke block dulu, takut keguguran tu baby karena lo bawa jalan berkilo2”, ato “Ati2 San tar kesambet setan”. Yeileh, ada2 ajah, setan mah kaga di dalem hutan doang gentayangannya. Tapi ada juga hikmahnya gw masuk2 ke rimba belantara, soalnya ternyata dapet jodohnya yah disono [untung gw kaga dapet jodoh orang hutan! Ngeri pisan bulunya gondrong!].
Pertanyaan No.4
Penanya → Rosyid lagee. Gile lo Syid, nanya tuh hobi ato doyan??
Pertanyaan → “Apakah di M’sia (baca: Sarawak) banyak banci? Soalnya ko Teteh ngomongnya sering banget pake bahasa2 banci seperti lambreta bambang, ekye, dll??”
Jawaban :
Bujug dah Syid, lo nanyanya aneh2 ajah. Gw, sejujurnya belom pernah ngadain survey untuk mengetahui berapa kelimpahan orang2 yang berada di persimpangan jalan (baca: banci) di Miri ato Bintulu, sehingga gw kaga bisa bilang banyak ato sedikit ato sedang2 ajah. Tapi Syid, sebenernya sama sekali kaga ada korelasi yang berbanding lurus antara banyak banci dengan gaya bicara seseorang. Gw dari sononya kaya begini, wanita manis yang sangat jenius dan santun meskipun saat berbicara ato menulis 80% menggunakan bahasa preman. Seinget gw, palingan waktu nulis skripsi, jawab soal2 ujian, dan menulis proposal untuk PIMNAS ajah yang menggunakan bahasa manusia normal dengan tingkat intelektualitas tinggi. Eh tapi tau ga seh lo, penah sekali pas ujian Nematoda yang soalnya secara mendadak bisa bikin mencret2 mahasiswa, gw jawab di lembar jawaban macam ini “Maapkan saya Pak Dosen. Saya lupa jawabannya. Tapi yang pasti, kalo Bapak buka diktat halaman sekian, Bapak pasti bisa menemukan jawaban yang betulnya”. Hahahaha, ga heran berkat surat cinta gw itu gw dapet nlai C untuk mata kuliah Nematoda yang sangat gw cintai sampe ke ubun2. Heran beribu heran, ko gw bisa hapal nomor halamannya daripada isi yang terkandung di dalamnya?? Ckkkk …. ckkkkk …. Sungguh luar biasa daya hafalan gw!
Back to the topic, sebenernya setiap orang memiliki gaya bicara dan gaya penulisan yang berbeda2. Ada yang suka menulis dengan formal menggunakan Bahasa Indonesia sesuai Ejaan Yang Telah Disempurnakan, ada yang hobi berpantun, ada yang pandai menulis dengan bahasa2 puitis nan indah, ada juga yang kacrut kaya gw. Apapun itu, asalkan masih dalam koridor2 kesopanan, menurut gw seh ok2 ajah. Lagian entah kenapa dengan membaca tulisan seseorang gw jadi bisa menebak orang tersebut gimana sifatnya, walopun kalo ketemu belum tentu juga tebakan gw benar.
Satu lagi Syid, lo kalo nyebut Banci di M’sia ini artinya sensus. Tar deh gw poto baligho segede bagong yang bertuliskan “Banci Penduduk 2010”, artinya sensus penduduk 2010.
Pertanyaan No.5
Penanya → Mba Herien, Bundanya Shishil yang seneng berbisnis MLM
Pertanyaan → “Asal Jeng Soes dari Pandeglang kah?”. Singkatnya seperti itulah pertanyaan Beliau. Ini terlontar setelah membaca postingan gw yang menyebut akan roadshow pada mudik Lebaran taun ini ke Jakarta, Cilegon, Pandeglang, Bekasi, Bogor, Bandung, Singkawang, dan Potianak.
Jawaban :
Pertanyaan ‘where do u come from’ adalah pertanyaan yang sangat sulit gw jawab. Tingkat kesulitannya melebihi kuis ketok mengenai Ordo Homoptera, jaman kuliah dulu. Kakek gw orang Jawa [jangan tanya Jawanya dimana, gw ga mudeng], lahir di Jakarta. Nenek dari Kebumen kalo kaga salah, gede di Bandung. Karena Kakek tentara yang dioper kesana-kemari, alhasil Nyokap gw lahir di Makassar. Bokap gw orang Phillipine. Ortu gw, setelah merid, stay di Cilegon karena kerja disana. Gw sendiri lahir di Serang. Dengan gado2 yang sangat membingungkan tersebut, untuk mempermudah jika ada orang yang bertanya asal gw dari mana, gw akan jawab dari Bandung. Kenapa? Karena Nenek lama berdomisili di Bandung. Karena Nyokap gede di Bandung. Karena gw SMA di Bandung. Karena gw sendiri juga bingung. Maka melalui keputusan yang diambil secara sepihak, gw mendeklarasikan bahwa gw adalah orang Sunda. Walopun orang2 banyak yang protes katanya mana ada orang Sunda item [temen2 yang bilang gw item udah pernah merasakan jurus sakti gw, sehingga akhirnya mereka menambahkan embel2 manis di belakang kata item supaya aman dari serangan gw yang membabi-rusa, bukan babi-buta. Kasian bo udah babi, buta pula! GA PENTING BANGET SEH SAN BUAT DIBAHAS!!!!!]. Lucunya lagi, waktu sebelum merid Abang nanya kaya gini:
Abang : “Neng, tar mo pake adat apa?” [Neng tuh panggilan kesayangan buat gw]
Neng manis : “Adat Sunda dunks”
Abang : “Emang siapa yang orang Sunda?”
Neng manis : (nyubit si Abang ampe di tangannya muncul tattoo abstrak warna biru keunguan)
Abang : “Yah udahlah gpp ngaku2 daripada dibilang ga beradat”
Neng manis : (menambahkan tattoo ke tangan Abang yang satunya lgi)
Ampe sekarang, untuk mempermudah urusan, gw akan mengaku bahwa gw adalah orang Indonesia suku Sunda. Ada yang mo protes?!?!
Demikianlah sodara2 sebangsa setanah air, jawaban dari dalam lubuk hati gw terdalam. Semoga Temans, apalagi yang bertanya, merasa puas dengan apa yang gw sampaikan. Otreh deh, gw mo masak dulu yah. Dags dags semuanya. Have a nice day.
40 comments:
Baik hati bener nih mau menjawab semua pertanyaan satu persatu secara detil. Jadi makin kenal dengan Mbak Susan nih..
wahwahwahhhh
canggih bener nih, sampe detail gini...
itu lucu euy yang banci2 itu, masa ya banci itu sensus ya di sana? heheu...
mendingan mbak kalo ngaku orang sunda mah bagus dah, asal jangan ngaku orang mars, heheuu..
met hari jumat, mbaaak... :D
semoga hari ini menyenangkan
happy weekend..
*waktunya zahia jalan2 dong nih mbak weekend gini?
ah yaaa, makasi udah dipasang, nanti ku pasang juga ;)
asyiiiik road show ke bekasi mampir ya hehehe
tambah lagi satu pertanyaan neng.. Bandung nya di mana ?? wkwkwkkwk ..
wah keren, salut saya hehehe
Visit here friend
panjang amat jawbannya
pertanyaan no 4 menggelitik, kenapa sampe si jazz ngehubungkan bahasamu dgn bahasa banci yak wkwkwkwkw, maksud gue kok dia mengistilahkan bahasa banci apa dia pernah jadi banci?hahahahahahaha (sori buat jazz cuma becande)
Makasih ya bunda Zahia dah menjawab pertanyaanku, hehe.. Ngakak aku baca postinganmu bun.. hehe.. Btw koq emailnya g abs dimasukkan ke fb ya?? Ohya ini emailku herien_shillan@yahoo.com coba aja dilacak yaw.. nanti aku add, coz aku dah add berkali2 ga ketemu jg. Salam utk kaka Zahia..
yahh ampyuuunnn susan, kayak jawab ujian pertanyaan essai .. gubraks... hehehehheee!!!! besok aku baca lagi, skrg dah jam pulang knator. nanti ditingal bus kumpeni lagi...
yuhuuu
dateng lagiiiiiiii :D
iya, itu roti unyil sekarang harganya mahal. 1300 sebiji, hehe..
tapi enak kok ;)
Wah ini kalo ujian pasti nilanya 100 deh karena di jawab dengan baik dan benar hehehe
halo mba ku,...apa kabar ?
makasih udh nengokin aku yg lg sakit :)
mba gak suka nulis puisi tapi jago bgt bercerita,...dan aku gak bisa bercerita segamblang mba loh hehe....:D
sun sayang buat zahia dari aunty nya yg lg sakit ya, muaacchhh.....
wah wah wah nih critane lagi konpress yah..... tuh tar di muat di majalah apa hehhe....... banyak penggemar kliatane ( dah di puji harus ngirimin es krim loh ) wkwkwk
Hehehe lengkip (saking lengkapnya) banget jawaban atas pertanyaan temen2 ..sampai senyam senyum saya bacanya. Kalau menurut jeng Susan, saya orgnya gimana dari gaya nulis saya hehehe pertanyaan datang lg deh :D
Halo, Ceu Susan.
Sigana mah anjeun saurna hideung, naha dupi di poto teh beungeutna bodas nya? Sunda murtad, maksadna ieu teh?
*kalau Susan bisa jawab, berarti Susan memang sudah jadi orang Sunda, hehehe..*
hahahahaha.. jadi ketawa-ketiwi bacanya.
oya, buat info kerjanya menarik teh.. sip2.. aku jadiin konsern.
yang soal banci, gini teh, di Jakarta itu, yang berkembang tuh itu.. temen2 saya yang agak bencong ya kayak gitu, malah yang normal ikut-ikutan..dan saat aku tanya, bahasa apaan tuh, Jawabnya "bahasa bencong salon, Bro.."
lama-lama kadang aku juga ikutan juga.. hehe
sip2, oya makasih udah jawab yah teh
waduh jeng..cengar cengir ndri neh baca postingan..hebat bener meni baik pisan jawab pertanyaan satu persatu euy..hehehehe..apalagi tuh pertanyaan yang banci2 gitu heheheee..ada ada ajah
Selamat sore bu moderator.
Izin kan saya untuk mengacungkan tangan bertujuan untuk bertanya melalui ibu moderator yang ngaku2nya orang bandung.
Begini, seperti yang kita ketahui, bahwa hutan di Indonesia itu cukup luas yang bisa diproduksi dengan optimal. Hal ini didukung oleh beberapa ketentuan yang lumayan memadai.
Selain itu, alam Indonesia sangat indah dan berbagai keragaman hayati. Salah satunya sedang diunggulkan KOMODO untuk menjadi salah satu dari 7 KEAJAIBAN DUNIA.
Maka karena itu, izinkan saya bertanya :
Kalo mau pipis toiletnya dimana ya bu?
hadoooohhh...
kok aku kayak anggota DPR kalo bertanya, pembukaan dengan inti pertanyaan kagak nyambung.
jiahahahahaha....
kaboooooooooooooorrrrr........
kabooooooooooooorrrrrrr
numpang nulis lagi
selagi internet Lancar Maju Jaya
bersua salam kenal
very2 long answer.. kayak essay aja san,,
btw gimana aku bisa kenalan ama hubby ku? panjang ceritanya say,, disingkatkan cerita kenal waktu lg kuliah.. *aku gak mahir ngejawap pjg2 kek kamu say hehehe..
eh ada fb gak san? add aku donk ( m1nn1e1507@yahoo.com )
thx :)
Mba Reni (Catatan Kecilku) : Hehehe, tak kenal maka tak sayang. Makin kenal maka makin sayang :-)
Mba Ros : Iya loh beneran, disini banci artinya sensus. Betul Say, asal jangan ngaku dari Mars ajah, coz kalo Lebaran mo pulang kampung susyee secara gw kaga tau dah ada ojeg ga dari bumi ke Mars hehehe. Selamat wiken juga untukmyu. Zahia mah ga kemana2 soalnya Ayahnya masih dinas luar, baru pulang Minggu siang :-(
Teh Lidya : Syiiiippp Teh, tar kita atur ajah waktunya :-)
Mba Yuli : Bandungnya di Gatot Subroto Mba deket Seskoad. Jalan Cibangkong. Ga jauh ko dari BSM. Tau ga Mba? Harusnya mah kalo tempat shopping tau yah boo :-)
Indahnya kebersamaan : Thanks udah mampir kesini :-)
Online49 : Makasih yah udah main2 ke blog keluargazulfadhli :-)
Castello : Hehehe, biar panjang asal selamat (lho?!?!)
Bang Aulawi : Hahahaha si Abang bisa ajah. Mungkin lah Jazz pernah mangkal juga. Ups, gw menyebarkan fitnah neh :-)
Mba Herien : Mmmm...kenapa yah kaga bisa? Tapi gpp ko Mba, udah gw add yah dirimyu. Thanks for your confirm :-)
Mba Yenni : Maklum lah Mba dulu kan gw mahasiswi yang baik halah! Aduh Mba bisa gaswat kalo ketinggalan bis kumpeni. Tar pulangnya ngesot deh :-)
Mba Ros lagee : Ya ampyun, sekarang udah 1300 per biji? Gileeeee, gw bisa mencret tuh belinya!! Tapi boleh juga kalo dirimyu mo berbaik hati ngirimin buat ponakan yang cantik yaitu Zahia hehehe
Mba Dian : Makasih Bu Dosen saya dikasih nilai 100 :-)
Mba Irma Senja : Cepet sembuh yah Aunty, supaya bisa menelurkan puisi2 yang indah lagi (ayam kaleeee menelurkan!)
Mas Richo : Hihihi, konpress kaya artis ajah. Es krimnya mo yang rasa apa Uncle Richo? Coklat, strawberi, vanilla, ato kesemek? :-)
Mba Ririn : Hohohoho, kalo ditanya kaya gituh jadi maluu ekye ngejawabnya (takut salah). Tapi kalo diliat dari penglihatan mata batin gw (maklum titisan ki Joko Pinter), Mba Ririn tuh orangnya: tenang, ga grasak-grusuk, teliti, mudah berteman meskipun ga 'mudah dekat'. Betul ga Mba? kalo salah maap lahir batin yah, namanya juga pengamat amatir :-)
Teh Vicky : Bodas da nganggo bedak hehe. Nuhun nya Teh tos dongkap ka blog abdi. Btw abdi tos ameng oge ka blog Teteh :-) *kumaha, abdi tiasa pan jad urang Sunda??*
Rosyid : Wah gw agak2 ngeri juga Syid ngebayangin lo dengan muka yang agak2 sangar megang hairdryer ato ngerimbatin orang hahahahaha, bencong salon booo. Tarik maaaannngggg :-)
Mba Kiki : Bukan baik Mba, cuma lagi kumat mood menulis panjangnya, jadi yah dijabanin dah :-)
Bang Atta : Selamat pagi Bapak Anggota Dewan yang terhormat. bapak sebaiknya senantiasa menjaga kehormatan Bapak dengan misalnya tidak pipis di depan rumah ato di pinggir jalan ato di balik pohon. Langkah yang Bapak ambil untuk melestarikan Pulau Komodo sudah tepat. maka dari itu pipislah di "Tandas Awam", jangan lupa bayar 20 sen kepada penjaganya, lalu cuci tangan sebelum makan. Mengerti Bapak?!?! *ibu moderator keblinger* :-)
Bang Atta lagee : Mo kabur kemana Bang? Awas loh ditangkep Satpol PP :-)
Lagi2 Bang Atta : Lancar Maju Jaya tuh kaya nama koperasi yang di desa2. Jangan2 Abang pengurusnya yah? :-)
jha : Salam kenal juga. Thanks udah mampir kesini yah :-)
Mba Mella : Heheheh, berarti Mba pas ujian dulu jawabannya singkat2 ajah dunks. Ocreh Mba, udah gw add yah pesbuk dirimu. Diconfirm yah jadi kita bisa rumpi2 :-)
wah lama gag posting, sekalinya post puanjang banget. keren tuh berasa artis aja banyak yang nanya2, hehe
btw, kisah tetangga yang meninggal tragis amat. trus biasa ya jadi tempat curhat? gag kebayang kalo aku tiba2 ada yang dateng ke rumah nangis2 gitu, nagis darah lagi,
met siang Mbak.. met hari minggu berkumpul dengan keluarga tercinta..
mo nanya lagi
cuma lupa pertanyaannya
ada yang aneh di
http://www.attayaya.net/2010/06/hutan-komodo-toilet-pertanyaan-001.html
wokeeey..tengkyu jawabannya hahaaa..detil juga jawabnya.
Banci = sensus hihihi...kok bisa ya
Klo soal gaya menulis, mmg dirimu paling mantaplah jeng. Paling bisa bikin cerita yang tegang dan sedih jadi lucu dan ngocol abis, hehe..
BTW, jd penasaran nih stlh baca klo kamu bisa menebak pribadi org melalui gaya menulisnya... kira2 tebakan mu ttg diriku gimana yak???hehe
senin pagi baca tulisan mu bikin gw semangat buat kerja jeng.. haghaghag, asli ngocol bgt tulisannya..
ikut ikutan nanya kayak bundit&jeng allisa ==> gimana tebakanmu mengenai akyu??
Senaseb nih Jeng, merangkap 2 status; sbg ibu bekerja n ibu rmh tangga emang repot ya, tapi salut deh dirimu tetap bisa update blog, walaupun mungkin cuma 1x sminggu. Btw mo nanya ah ma ibu pembicara, harga 1 mangkok mie ayam brp disana?*tepok jidat dengar pertanyaan model gene*
Mo nanya Bun, misua orang mana?
Trus, pacarannya di hutan mulu?
Dan berapa lama pacarannya baru nikah? Pacar keberapa tuh Ayah Zahia..xixixixi..
Nb: Jawabanya yang panjang dan lucu yah, yah,..yah..
mantaff essay nya jeng.. oooh baru tau aku kalo dirimyu itu asli Bandung, orang sunda geto loch (atau ngaku-ngaku orang Sunda???) hehe.. pantesan suka nyelip-nyelipin bahasa Sunda. Tossss dulu ahhh, aya urang Sunda di Miri.
attayaya zam
jiahahahahahahahaha.........
Maap yah Temans gw baru bales komennya :-)
Tukang Colong : Hehehe, ikya neh entah kenapa banyak orang yang curhat ama gw. Mulai dari masalah rumah tangga, keuangan, hubungan ama pacar ato ortu, dll. kayanya bisa buka jasa konsultasi neh gw :-)
Mba Rita : Maap yah Mba baru bales. Hihihi, walopun telat gw juga mo ngucapin met wiken buat Mba Rita sekeluarga. Kmaren wikennya ngapain ajah? :-)
Lagi2 Bang Atta : Huahahaha dasar gokil!!! :-)
Teh Vera : Nah itu juga gw kaga tau Teh asal muasalnya kenapa sensus disebut dengan banci :-)
Jeng Alissa : Mmmm....drimyu tuh pinter (bahasa German ok, bahasa Inggris teope), suka pake high heels dan baju ungu (lho?!?!). Hihihi, maap yah kalo kurang puas dengan jawaban ekye
Jeng Puti : Dirimyu ngocol juga loh kalo gw baca postingan2myu. terus suka ngemil pastinya (tossss ahhhh) :-)
Jeng Bekti : Hahahaha, serius loh Jeng gw disini belom pernah makan mie ayam. jadi mangap gw kaga bisa ngasih tau berapa harganya. kalo harga mangkoknya gw tau, coz g serring beli mangkok :-)
Mba Dewi : Syiiippp syipppp tar ekye jawab yah di postingan yang kapan2 akan datang :-)
Mba Desy : ntuk jelasnya mah ngaku2 Sunda hahahaha, gpp kan ceu Desy? :-)
Bang Atta : Tengkiu Abang. Tar di add yah :-)
aku ketawa ketawa aja nih baca postingan yang ini,
kalo menguasai 11 bahasa asing, pasti direkrut jadi penerjemah di PBB sono. hehehehehee
Mba Elsa : Hehehhe, bener banget Mba
Amiable brief and this enter helped me alot in my college assignement. Say thank you you seeking your information.
Kirim Komentar » Blogger Comment Form