Saturday 29 September 2012

Bagaimanakah Efek Dari Bencana Asap

Nah.. ketemu lagi dan mumpung gw ada kesempatan buat sharing di week end ini, mari kita nikmati beberapa foto2 exclusive gw mengenai bencana kabut asap yang saat ini sedang melanda Kalsel & Kalteng.  Gw hanya ingin membahas masalah dengan ulasan yang ringan dan gak menggunakan berbagai terminology ilmiah. Sehingga jangan jadikan artikel ini sebagai kutipan bahan ilmiah.
Lihatlah kondisi lingkungan / hutan semak belukar yang berada di jalan Trans Kalimantan ini. Gambar ini di ambil di sekitar Kab. Pulang Pisau Kalteng. Dalam setiap pemberitaan selalu di tulis "Bencana Kebakaran Hutan" dan menurut gw secara pribadi statement ini salah total dan yang benar adalah "Pembakaran Hutan" jadi ini sifatnya adalah sengaja.
Kenapa di Bakar? karena untuk pembukaan lahan diperlukan biaya yang sangat besar sekitar 7 juta per hektar untuk suatu lahan sawit / karet, kalo di "Bakar" maka biayanya sangat murah sekali, karena modalnya hanya korek api dan sedikit minyak tanah.
Lihatlah asap yang masih terus mengepul di sepanjang kanan ruas jalan ini? sampai kapan kan kita baru bisa sadar akan ke khilafan ini? Akankah bencana BUATAN MANUSIA ini akan berakhir? atau kah sedemikian keras nya isi kepala manusia hingga sulit untuk di berikan pemahaman.
Situasi berasap dan bau gambut terbakar ini adalah sepanjang jalan dari kawasan Liang Anggang (Kab. Banjar) hingga ke daerah Anjir Kab. Barito Kuala Kalsel. Foto ini di ambil tanggal 24 September 2012. Ketika itu gw sedang dalam perjalanan dari Banjarbaru Kalsel menuju Sampit Kalteng.
Situasinya sangat mencekam sekali, kita hanya bisa mendengar adanya suara mesin mobil dan motor dan sekali-sekali di selingi dengan suara klakson para pengendara. Silakan perhatikan foto ini dengan seksama, jarak gw memgambil foto ini hanya sekitar 2 meter dari kendaraan dan posisinya adalah di bahu jalan dan samar-samar tak sampai kita bisa melihat adanya aspal di sebelah kanan mobil.
Bau gambut yang terbakar ini sangat gw kenal sekali ketika di Pontianak dan Pangkalan Kerinci Riau juga mengalami hal yang sama. Gw terpaksa berhenti karena hampir 2 kali gw mengalami kecelakaan di jalan. Yang pertama gw hampir nabrak truck karena gw ternyata sudah terlalu kesebelah kanan dan samar-samar gw baru lihat ada lampu truck, kemudian yang keduanya adalah, akibat dari terlalu berhati-hati gw berjalan terlalu kepinggir kiri dan akbitanya gw hampir masuk parit .... oh my god..... gw udah putus asa sebetulnya pengen pulang ke Banjarbaru lagi. Dua kejadin tersebut terjadi ketika gw membawa mobil dengan kecepatan sekitar 5 km/jam... nah bayangkan loooo..... bingung kan...

Perhatikan adanya motor di belakang, kita hanya bisa melihat adanya lampu... sedangkan jarak antara motor pertama dan kedua sekitar 4 meter saja looo.... Nah tahu gak bagaimana cara mengatasi keadaan ini..... motor-motor tersebut akhirnya berjalan secara konvoi seperti mau pawai... jadi dibagian belakang motor ini ramai sekali (ada sekitar 15-an motor looo).

Apa yang bisa di lihat..... hampir gak ada.. karena asap nya tebal sekali. 

Apakah anda melihat adanya titik yang sangat kecil berwarna keemasan di bagian langit... yuupppsss ... itu adalah matahari yang bersinar sangat terang dikarenakan suasa sangat cerah sebetulnya dan kemarau yang sangat panjang, tetapi sinar sang surya gak bisa menembus bumi. Bayangkan sodara-sodara....

Bencana asap sebetulnya adalah bencana yang sengaja di buat oleh manusia yang Rakus dan tidak bertanggung jawab. Kejadian ini berulang-ulang terjadi setiap tahun di Indonesia.

Kebayang gak kalo Fuel Truck seperti ini gagal mencapai tempat yang ingin di tujunya.... Betulll..... maka akan terjadilah kelangkaan LPG... selanjutnya.... harga bahan makanan / sembako bisa langsung naek secara signifikan dan gak bisa di kendalikan, Berulang-ulang terjadi tetapi kita tidak pernah mau belajar dengan segala pengalaman selama bertahun-tahun. 
Sangat berbahaya sekali kondisi jalan untuk dapat di lalui dengan kondisi jalan dan lingkungan di penuhi asap seperti saat ini.
Tampak mobil juga membuat iring-iringan konvoi untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Setidaknya dengan cara seperti ini maka dapat dengan mudah mendeteksi adanya kendaraan dibagian depan maupun dari arah yang berlawanan.
Konvoi seperti mau mudik lebaran. Sungguh kasihan sekali nasib para pengendara ini, karena meraka tidak berbuat tetapi juga harus ikut menanggung akibatnya. 











Semoga dengan tulisan ini kita menjadi lebih dewasa dan sadar akan pentingnya menjaga lingkungan hidup, karena yang ingin hidup bukan hanya anda sendiri, tetapi lingkungan hidup ini adalah juga hak semua mahluk hidup baik itu manusia, tumbuhan dan juga binatang. Mari kita sebarkan kesadaran lingkungan hidup kepada semua pihak dan mulailah dari diri kita sendiri.



Kotabaru, 29 September 2012


Lanjuuut Maaaang - Bagaimanakah Efek Dari Bencana Asap

Thursday 27 September 2012

Akhirnya Kami Harus Pulang (Sementara) Ke Indonesia

Upppssss gak kerasa sekali udah Akhir september.... kemaren Uthie nya Double Zee Milad (1953 - 2012) ..... gak ada ritual khusus yang kami persembahkan.. hanya seloyang cake yang kami pesan + cincin sebagai kado dari kami berenmpat buat Eyang Putri nya Double Zee....


Ini foto Kak Zia terakhir di Rumah Permyjaya Miri... Udah Gede anak gafis Aybun ini..... Dan akhirnya Zahia harus meninggalkan tanah kelahirannya.... Sampai jumpa lagi Sarawak yang penuh kenangan.

Hee...heee Zafira.... belum genap setahun merasakan dan menghirup udara Sarawak dan sudah harus meninggalkan Miri sebagai tanah kelahirannya... Good bye Miri..... setidaknya Zafira dan Bunda memiliki pengalaman pernah stayed di Government Hospital Miri selama seminggu ketika maternity.
Di usianya yang sudah cukup senja uthie masih sehat walafiat... alhamdulillah Ya Allah... Kami dalam kesempatan ini juga ingin menyampaikan beriita kepada rekan2 blogger.... maaaff karena lama sekali gak up date... dan sejak 07 may 2012 kami secara resmi sudah pulang lagi ke Indonesia dan sekarang terdampar di Banjarbaru Kalsel (Bumi Lambung Mangkurat).

Untuk artikel selanjutnya.... semoga saja masih ada waktu dan kita bisa sharing berbagai pengalaman....


Batulicin, 28 September 2012


Lanjuuut Maaaang - Akhirnya Kami Harus Pulang (Sementara) Ke Indonesia